Cerita Dongeng Burung Blibis dan Kura-kura yang Sombong| Dongeng Anak Terbaru

kisah
Burung Blibis dan Kura-kura

Cerita dongeng Burung Blibis dan Kura-kura Yang Sombong
Hari itu Azam terlihat sangat gembira. Sepulang dari sekolah tadi, tak
henti-hentinya wajahnya terlihat ceria dan bahagia. Hal tersebut membuat
ayahnya dan adiknya Zahra bertanya-tanya. Gerangan apa yang membuat Azam begitu
berbunga-bunga. Sehabis solat isya’, Azam, Zahra, dan ayah ibunya menonton
Televisi bersama di ruang keluarga. Dan Azam bercerita dengan sendirinya ha apa
yang membuat dirinya begitu senang hari itu.

“Ayah.. hari ini aku terpilih menjadi kepala kelas loh yah. Teman-teman
sepakat memilih aku, padahal aku tidak mengajukan diri. Bukankah itu hal yang
sangat membanggakan ayah?”. Kata Azam dengan bangganya.

Ayahnya hanya tersenyum mendengar cerita anaknya itu, lalu
ayah pun berkata..

“Iya.. bangga tentu saja boleh Zam, tapi jangan sampai hal
tersebut membuat mu lupa pada siapa yang menjadikan mu mendapat kedudukan itu. Dan
agar kamu lebih berhati-hati dan bijaksana dalam mengemban tugas mu sebagai
pemimpin. Jangan sampai hal tersebut membuat mu sombong”. Kata sang ayah.

Azam hanya diam mendengar perkataan ayahnya tersebut. Dia masih
belum mengerti tentang makan dari perkataan ayahnya. Hal tersebut dapat di
maklumi, karena Azam masih duduk di bangku kelas 5 SD. Melihat raut wajah
anaknya yang bingung, ahirnya sang ayahpun angkat bicara..

“Begini Azam dan Zahra, ayah punya cerita yang sangat
menarik
apa kaian ingin mendengarnya?”. Tanya sang ayah
.

Dengan serentak Azam dan Zahra pun menganggukan kepala,
dengan senyum bahagia mereka berdua mendekat dan duduk di sebelah ayah mereka. Karena
mereka berdua memang gemar sekali mendengar ayahnya bercerita. Biasanya, kisah-kisah
yang di ceritakan ayah mereka memang selalu menarik untuk di simak.

“Baik lah kalau begitu, duduk yang manis ya.. dan kita akan
mulai ceritanya..”. kata sang ayah.

Cerita dongeng Burung Blibis dan Kura-kura

Pada zaman dahulu, ada
seekor kura-kura yang tinggal di sebuah kolam di pinggir hutan. Kolam itu
memiiki air yang sangat bening dan bersih, sehingga hal tersebut menarik para
hewan untuk dapat minum ke kolam tersebut. Tapi sayangnya, kura-kura itu sangat serakah. Dia tak mau berbagi dengan siap saja. Dia selalu memarahi dan melarang
tiap hewan yang datang ke tempat itu untuk minum. Alasanya, jika air kolam itu
di minum oeh para hewan yang selalu datang, maka air di kolam itu akan habis
dan dia akan kehilangan tempat tinggalnya.
Tentu saja karena sifatnya tersebut, membuat para hewan
penghuni hutan tidak menyukainya. Banyak hewan-hewan yang membenci kura-kura
tersebut karena keserakahanya. Tapi hal tersebut tidak di perduikan oleh si
kura-kura. Karena dia merasa bahwa apa yang di lakukanya adalah hak dia dan
tidak ada seorang pun yang berhak mengatur hidupnya. Dan karena hal tersebut
maka sudah dapat di tebak bagaimana akibat selanjutnya, si kura-kura tak
memiliki teman sama sekali.

Datangnya Kemarau
Panjang


Waktu terus berganti, berseang dari hari ke minggu, dan
minggu ke bulan. Dan datanglah musim kemarau yang melanda kawasan hutan itu. Tak
seperti tahun-tahun sebeumnya, musim kemarau kali ini berlangsung cukup lama. Hingga
hal tersebut membuat sebagaian besar hewan-hewan penghuni hutan berpindah
untuk mencari tempat baru, karena sumber air sudah mulai mengering dan semakin langka.

Seperti hari itu, terlihat segerombolan hewan berjalan untuk
berpindah mencari tempat baru. Mereka merasa kehausan dan tak sengaja ewat di
kolam tempat si kura-kura berada. Air di kolam itu juga terlihat semakin
menyusut. Karena rasa haus, seekor banteng yang menjadi kepala rombongan
tersebut mencoba meminta izin pada kura-kura untuk meminta sedikit air minum
untuk rombonganya.

“Hai kawan.. bolehkah kami meminta sedikit air mu? Kami merasa
haus dan ingin minum”. Tanya sang banteng.

Tapi dengan ketusnya si kura-kura menjawab..

“Jangan.. kalian tidak boleh minum di sini. Ini kolam ku, ini
air miliku. Aku akan bertahan di sini hingga musim hujan tiba, aku yakin..
kemarau ini tak akan lama. Pasti akan segera turun hujan seperti tahun-tahun
sebelumnya. Kalian carilah kolam lain, jangan sekali-kali berani minum di kolam
ku”.

Mendengar jawaban kura-kura yang cukup ketus, rombongan
itupun meninggalkanya dengan hati yang dongkol pada sifat jelek si kutra-kura.

“Baiklah kawan.. jika kau tak mau menolong sesama mu, maka
tak akan ada yang mau menolong mu suatu saat. Ubahlah sifat sombong dan angkuh
mu, sebeum hal yang buruk menimpa mu suatu saat nanti..”. kata si banteng
sambil berlalu meninggalkan kura-kura dan kolamnya. Tapi belum lama mereka
berjalan, mereka menemukan sebuah kolam lain yang masih menyisakan sedikit air.
Mereka membagi air itu sama rata dan meminumnya sama-sama sebelum mereka
ahirnya melanjutkan perjalanan.
 Burung Blibis dan Kura-kura

Sementara itu, beberapa minggu sudah berlalu sejak kejadian
itu. Tapi musim hujan belum juga tiba. Kolam tempat si kura-kura tinggal telah
mengering dan menyisakan lumpur. Si kura-kura mencoba sembunyi di balik lumpur
itu untuk bertahan hidup den melindungi diri dari panasnya sengat matahari. Ketika
suasana semakin kritis dan kondisi kura-kura sudah sangat memprihatinkan hampir
mati, tak sengaja ada sepasang burung blibis terbang melewati kolam itu. Melihat
ada kura-kura yang butuh bantuan, mereka ahirnya memutuskan untuk turun menolongnya.

“Hai kawan.. apa yang terjadi pada mu? Apakah kau tidak ikut
berpindah seperti para hewan-hewan yang lain?’. Tanya si burung blibis.

“Oh burung kawan ku.. akau di tinggalkan oleh mereka ketika
aku tengah tertidur lelap. Dan kini aku hampir mati karena kehabisan air..”.
jawab kura-kura berbohong.

“oh.. kasian.. kalau begitu kami akan menolong mu. Ada sebuah
danau di  ujung selatan hutan ini. Dan semua
hewan juga berkumpul di sana. akau dan istri ku ini akan mebawa mu ke sana”.
kata si burung blibis yang ternyata bersama istrinya.

“Bagaimana cara kaian mebawa ku? Aku tak bisa terbang. Jika akau
naik di punggung mu, tubuh ku terlalu berat untuk mu, kau tak akan sanggup..”.
kata si kura-kura.

“Kau tak usah hawatir, akau akan mengangkat mu berdua
bersama istri ku. Kami akan menggunakan ranting kayu yang kami gigit kedua
ujungnya, lalu kau gigit di bagian tengah agar kami bisa membawa mu terbang
bersama kami”. Jelas di burung blibis.

Ahirnya rencana tersebut di laksanakan, kedua burung blibis
itu membawa terbang si kura-kura yeng menggigit bagian tengah ranting yang
mereka bawa. Dan dengan cara itu mereka dapat mengangkat kura-kura dan
membawanya terbang. Melihat dirinya dapat terbang tinggi seperti burung, tentu
hal tersebut mebuat si kura-kura merasa bangga dan cukup senang. Seakan-akan
dia ingin menceritakan kepada seluruh dunia tentang kehebatanya yang dapat
terbang di angkasa.

Ketika di angkasa, tak sengaja si kura-kura meihat
gerombolan hewan yang di pimpin oleh si banteng yang dulu pernah bertemu
denganya di kolam. Geromboan itu terlihat tengah asik memakan rumput-rumput
hijau di pinggir telaga. Meihat hal tersebut, muncul niat sombong di hati
kura-kura dan ingin pamer tentang dirinya yang kini dapat terbang tinggi
di angkasa. Dia pun berteriak untuk memanggil gerombolan hewan itu. Tapi celaka,
dia lupa bahwa dia dapat terbang karena di angkat oleh kedua burung blibis di
kanan kirinya dengan menggigit ranting yang mereka bawa. Ketika si kura-kura
membuka mulut untuk berteriak, maka dengan tanpa di sadarinya dia juga
melepaskan peganganya pada ranting itu. Dan ahirnya si kura-kura pun terjun
bebas dari angkasa dan menghantam tanah dengan keras, kura-kura pun tewas.

Melihat hal tersebut, kedua burung blibis itu sangat kaget. Tapi
mereka tak bisa berbuat apa-apa, karena apa yang menimpa kura-kura, adalah
murni dari sifat ceroboh dan kesombongan hatinya sendiri. Dan kedua burung
itupun terbang meneruskan perjalanan mereka meninggalkan kura-kura yang kini
telah menjadi bangkai.

SELESAI

“Nah Azam dan Zahra sayang.. dari kisah ini banyak yang
dapat kita petik pesan yang terkandung. Saah satunya adalah.. jangan pelit jadi
orang, karena sifat pelit akan membuat mu tak memiliki teman. Dan juga..
biasakanlah sifat bergotong royong dan saling menolong. Hal seberat apapun yang
tak bisa di kerjakan sendiri, pasti akan terasa ringan jika di kerjakan
sama-sama seperti burung blibis tadi. Dan yang terahir.. buanglah sifat pamerdan sombong yang ada di hati kalian. Karena kedua sifat tersebut akan membawa
kerugian yang sangat besar bagi diri sendiri seperti yang di alami oleh si
kura-kura. Kalian mengerti kan anak-anak ku?’. Kata sang ayah menutup
ceritanya.

Story by: Muhammad Rifai