Renungan Tentang Ujian Tuhan Kepada Manusia

Ada kutipan ayat menarik terkait dengan bahasan tentang ujian dari Sang Pencipta untuk membangun jiwa dan kesadaran kerohanian yang utuh. Kutipan tersebut berbunyi “That which has been is that which will be, And that which has been done is that which will be done. So, there is nothing new under the sun “, terdapat dalam al kitab Bibel King James Version, bagian Ecclesiastes 1:9.

Sebuah ayat yang mengisyaratkan bahwa apa yang telah terjadi akan terjadi, dan apa yang dulu pernah terselesaikan akan terselesaikan juga. 

renungan ujian tuhan kepada manusia

Ayat itu menjadi semacam motivasi bagi umat Nasrani, bahwa segala yang ada di dunia ini telah pernah ada. Oleh sebab itu segala bentuk ujian dan kesulitan hidup merupakan perkara yang telah di alami oleh umat terdahulu. Dan pasti akan berlalu.

Hal serupa juga termaktub dalam Al-Quran, Allah berfirman : ” “Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk ke dalam surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam goncangan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang bersamanya : Bilakah datang pertolongan Allah? Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah amatlah dekat.â€� (QS. Al Baqarah : 214).

Terlepas dari segala perbedaan yang ada, dua agama besar (Nasrani dan Islam) ini, kiranya mengajarkan kebaikan yang serupa.

Adalah benar jika semua agama tidaklah sama dan hanya satu yang benar. Namun juga benar bahwa semua agama mengajarkan kebaikan kepada manusia dan umatnya secara inklusif.

Eksklusifitas yang dibuat manusia dalam beragama bisa menghancurkan diri mereka sendiri. Menganggap bahwa agama kita yang paling benar itu sah sah saja. Namun memaksakan kehendak agar mengikuti agama sendiri itulah yang keliru.

Karena tidak ada paksaan dalam beragama apalagi saling menghina. Allah mengingatkan kita dalam firman Nya:

“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka.”(QS. Al-An’am 108).

Terkait dengan ujian yang diberikan Tuhan kepada manusia, Dia memberikan dengan standar Cinta Ilahi yang terkadang sulit untuk dirasionalkan. Karena memang demikianlah pemahaman kita sebagai manusia yang sangatlah dangkal dibandingkan ilmu Nya.

Kita sebagai manusia dan hambaNya akan diuji jika Dia cinta kepada kita dan kita pun mengaku cinta kepada Nya.

Ibn Arabi pernah berkata, “Ujian takkan muncul kecuali bagi mereka yang mengaku cinta kepada Allah Swt. Siapa saja yang tak mengaku cinta kepadaNya, ia tak akan diuji untuk membuktikan ketulusan pengakuan cintanya. Jadi, jika tak ada pernyataan cinta, tak akan datang ujian kepadanya.

Ketika Allah mencintai hambaNya yang mencintaiNya, maka Allah memberikan cintaNya kepada mereka tanpa mereka ketahui. Tiba tiba saja mereka menemukan rasa cinta kepadaNya dalam diri mereka. Kalau sudah begitu, mereka membuat pernyataan bahwa mereka mencintai Allah. Makanya, Allah kemudian menguji mereka lantaran pengakuan yang mereka buat itu.

Tapi sebenarnya, mereka juga diberi kenikmatan oleh Allah. Karena nyatanya mereka menjadi para kekasihNya. Kenikmatan yang diberikan oleh Allah kepada mereka adalah bukti CintaNya kepada mereka. Sedangkan ketika Allah memberikan ujian kepada mereka, itu karena mereka mengaku cinta kepadaNya. Oleh karenanya, Allah akan menguji siapa saja di antara para makhlukNya yang menyatakan cinta kepadaNya.”