Dongeng Nimmy Nimmy Not, Namaku Tom Tit Tot (Joseph Jacobs) | DONGENG ANAK DUNIA

Dongeng Nimmy Nimmy Not – Pada suatu masa, ada seorang wanita yang memasak 5 buah kue. Dan saat kue itu dikeluarkan dari oven, terdapat sedikit bagian pinggiran yang keras karena hangus. Karena itu dia berkata kepada putrinya:
“Putriku, simpanlah kue-kue ini ke atas rak, dan biarkanlah kue itu disana sementara waktu, karena bagian yang sedikit hangus, akan perlahan-lahan menjadi lunak nantinya.”
Tetapi putrinya salah mendengarkan perintah ibunya dan menyangka ibunya menyuruh ia untuk memakan semua kue tersebut sehingga Ia pun memakan semua kue-kue itu sekaligus.
Saat makan siang tiba, sang Ibu meminta agar anaknya mengambil kue yang berada di atas rak, tetapi putrinya berkata bahwa kue tersebut telah habis di makannya. Sang Ibu menjadi sedikit kecewa, mengambil alat pemintalnya dan mulai memintal sambil bernyanyi:
“Putriku memakan 5 buah kue, 5 buah kue hari ini.”
“Putriku memakan 5 buah kue, 5 buah kue hari ini.”
Seorang raja yang kebetulan lewat dan mendengarnya menyanyi, datang mendekat karena ingin mendengar lebih jelas syair lagu yang dinyanyikan oleh sang Ibu. Sang Raja pun bertanya, 
“Apa yang engkau nyanyikan, wahai ibu yang baik?”
Sang Ibu yang merasa malu apabila sang Raja mendengar apa yang diperbuat oleh putrinya, mengubah syair lagunya menjadi:
Sang Putri dan makhluk hitam yang memiliki ekor panjang
dongeng nimmy nimmy not, namaku tom tit tot

“Putriku memintal 5 gulungan emas, 5 gulungan benang emas hari ini.”
“Putriku memintal 5 gulungan emas, 5 gulungan benang emas hari ini.”

“Wah!” kata sang Raja, “Saya tidak pernah mendengar ada orang yang mampu berbuat seperti itu.”
Kemudian dia berkata lagi: “Saya sudah lama ingin mencari pendamping hidup, dan saya akan menikahi putrimu dengan  beberapa persyaratan,” katanya lebih lanjut, “sebelas bulan pertama, dia boleh memakan apapun yang dia inginkan dan memakai pakaian dan gaun apapun yang dia sukai, memiliki pelayan berapapun yang dia inginkan; tetapi pada akhir bulan, dia harus memintal 5 gulungan emas setiap hari, jika tidak, putrimu akan saya hukum dan penjarakan di menara selama-lamanya.”


“Baiklah,” kata sang Ibu; sambil berpikir betapa mewahnya pernikahan putrinya nanti. Dan mengenai 5 gulungan emas, saat waktunya tiba, bermacam-macam alasan akan dicari untuk menghindari kewajiban tersebut dan sepertinya sang Raja juga akan melupakan persyaratannya.
Tidak berapa lama, menikahlah putrinya dengan sang Raja. Dan selama sebelas bulan, sang Putri makan apapun yang diinginkan, mengenakan pakaian dan gaun yang dia sukai, dan memiliki pelayan sebanyak yang diiginkannya.
Waktu tidak terasa berlalu hingga bulan ke-sebelas hampir tiba, dan sang Putri mulai menebak-nebak pikiran sang Raja yang telah menjadi suaminya mengenai gulungan benang emas yang dijanjikannya. Tetapi sang Raja tidak pernah menyinggung apapun hal mengenai benang emas.
Akhirnya di hari terakhir di bulan ke-sebelas, sang Raja membawanya ke suatu ruangan yang tidak pernah dilihatnya sama sekali, dan di ruangan tersebut hanya terdapat alat pemintal dan bangku tempat duduk. Lalu sang Raja berkata, “Sekarang telah tiba saatnya, mulai hari esok, pelayan akan membawakan kamu jerami untuk dipintal dan kamu harus tetap berada di ruangan ini untuk memintal 5 gulungan benang emas setiap malam atau kamu akan mendapatkan hukuman.”
Saat itu, sang Putri menjadi sangat takut karena dia sendiri tidak terlalu tahu memintal. Apa yang bisa diperbuat besok apabila tidak ada orang yang datang menolongnya? Dia lalu ke dapur, duduk di sebuah bangku dan menangis.
Saat itu didengarlah sebuah suara yang mengetuk pintu dapur, dan saat dia berdiri dan membuka pintu, dia melihat satu makhluk hitam yang aneh dan memiliki ekor panjang, memandangnya dan bertanya kepadanya:
“Apa yang engkau tangisi?”
“Mengapa engkau menanyakan hal itu?” kata sang Putri.
“Tidak apa-apa,” katanya makhuluk itu lagi, “kamu dapat menceritakannya kepadaku.”
“Tapi ini tidak akan merubah keadaan walaupun saya menceritakannya,” kata sang Putri.
“Kamu belum tentu benar,” katanya sambil memutar-mutarkan ekornya.
“Baiklah,” kata sang Putri sembari menceritakan semua kisahnya tentang kue, gulungan benang emas dan lainnya.
“Ini yang akan saya lakukan,” kata makhluk hitam itu, “Saya akan datang ke jendelamu setiap pagi dan membawa pergi jerami untuk saya pintal menjadi benang emas dan setiap malam saya akan memberikan kamu hasil pintalanku.”
“Apa yang kamu minta sebagai pembayaran?” kata sang Putri.
“Saya akan memberi kamu kesempatan 3 kali menebak namaku, dan jika kamu tidak bisa menebaknya dalam 1 bulan, kamu akan menjadi milik saya.”
Karena sang Putri berpikir bahwa dia akan berhasil menebak sebelum bulan 12 berakhir, dia menyetujui persyaratan itu.
Keesokan harinya, sang Raja membawanya kembali ke ruangan pintal yang telah penuh dengan jerami.
“Itu adalah jerami yang harus kamu pintal menjadi gulungan benang emas,” katanya, “apabila tidak selesai, kamu akan saya hukum.” Sang Raja pun beranjak pergi dan mengunci pintu.
Tidak terlalu lama kemudian, sang Putri mendengarkan ketukan pada jendelanya.
Sang Putri lalu berdiri dan membuka jendela, saat itu dilihatnya makhluk hitam yang ditemui kemarin.
“Mana jeraminya?” tanya makhluk itu.
“Ini dia,” kata sang Putri sambil memberikan jerami kepadanya.
Saat malam tiba, makhluk tersebut datang dan mengetuk kembali jendelanya, lalu memberikannya 5 gulungan benang emas.
“Ini yang saya janjikan,” katanya.
“Sekarang, tebaklah siapa namaku?” katanya kembali.
“Apakah namamu Bill?” tebak sang Putri.
“Bukan, namaku bukan itu,” kata makhluk hitam sambil memutar-mutarkan ekornya.
“Apakah namamu Ned?” tebak sang Putri lagi.
“Bukan, namaku bukan itu,” kata makhluk hitam sambil memutar-mutarkan ekornya.
“Apakah namamu Mark?” tebak sang Putri lagi.
“Bukan, bukan itu,” katanya lalu pergi.
Saat sang Raja masuk ke dalam ruangan, dilihatnya 5 buah gulungan benang emas telah siap. “Saya lihat kamu telah menjalankan tugasmu,” katanya, “Kamu akan mendapatkan jerami dan makanan lagi pada keesokan pagi,” katanya sambil beranjak pergi.
Kejadian tersebut berulang terus-menerus, setiap hari jerami dan makanan dibawa masuk ke ruang pintal, setiap hari makhluk itu datang mengambil jerami dan malamnya memberikan gulungan benang emas, dan setiap kali pula sang Putri tidak pernah menebak dengan benar nama makhluk hitam itu, hingga tiba pada hari sebelum hari terakhir  di bulan tersebut, sang Makhluk itu datang membawakan 5 gulungan benang emas. Wajah makhluk itu menjadi terlihat sangat jahat, dengan mata yang menyala seperti bara api, makhluk itu berkata: “Besok adalah hari terakhir, dan kamu akan menjadi milik saya!” lalu sang Makhluk berangkat pergi.
Sang Putri menjadi sangat ketakutan, tapi malam itu juga sang Raja datang ke ruang pintal dan setelah melihat 5 gulungan telah tersedia, sang Raja berkata:
“Sayangku, saya lihat kamu telah menyelesaikan janji mu, setelah keesokan hari, kamu akan terbebas dari hukuman. Mari kita rayakan dengan makan malam bersama.”  
Saat mereka makan, sang Raja tiba-tiba berhenti makan lalu tertawa.
“Apa yang membuat paduka tertawa?” tanya sang Putri.
“Beberapa hari yang lalu, saya berburu dan tiba di suatu hutan yang tidak pernah saya lihat sebelumnya. Dan di hutan itu saya menemukan sebuah gua kecil. Dari dalam gua tersebut, saya mendengar sebuah nyanyian. Dengan diam-diam saya masuk ke dalam gua tersebut dan melihat ke dalamnya. Saya melihat makhluk terlucu yang pernah saya lihat seumur hidup, sedang memintal dengan ekornya yang berputar cepat, sambil menyanyi:
“Nimmy nimmy not
Namaku Tom Tit Tot.”
Saat sang Putri mendengar hal ini, dia merasa sangat gembira dan ingin melompat kegirangan, tetapi dia berusaha untuk menahan diri dan tidak berkata apa-apa.
Hari berikutnya saat sang Makhluk Hitam datang pada malam hari, terlihat senyum jahatnya yang sangat lebar dan ekornya yang berputar kencang.
“Siapa nama saya?” tanyanya sambil memberikan gulungan benang emas ke sang Putri.
“Apakah Solomon?” jawab sang Putri sambil berpura-pura ketakutan.
“Bukan, namaku bukan itu,” katanya sambil melangkah masuk ke dalam ruangan.
“Apakah Zebedee?” tebak sang Putri kembali.
“Bukan, namaku bukan itu,” kata sang Makhluk Hitam sambil tertawa.
“Berpikirlah baik-baik, katanya kembali; “setelah tebakan berikut, kamu akan menjadi milikku.” Lalu tangannya mulai menggapai untuk memegang sang Putri.
Sang Putri mundur satu-dua langkah, menatap makhluk tersebut, kemudian tertawa dan berkata:
“Nimmy nimmy not, namamu adalah Tom Tit Tot!”
Saat makhluk itu mendengarnya, makhluk itu berteriak marah dan pergi menjauh ke dalam kegelapan, dan semenjak saat itu, sang Putri tidak pernah melihatnya lagi, dan sang Putri dapat hidup berbahagia selama-lamanya dengan sang Raja.



Lihat Dongeng Berikutnya

DONGENG INDONESIA    DONGENG MANCANEGARA      VIDEO DONGENG

        Kembali ke Home