DONGENG Si KANCIL DAN KURA-KURA | DONGENG ANAK DUNIA

kancil dan kura-kura


Dongeng Si Kancil dan Kura-Kura – Si Kancil dan kura-kura sudah lama bersahabat. Pada suatu hari mereka pergi menangkap ikan di suatu danau. Berjumpalah si kancil dan kura-kura dengan seekor kijang. Kijang ingin ikut serta. Lalu si kancil, kura-kura dan kijang pergi bertiga.


Sampailah mereka di sebuah bukit, si kancil, kura-kura dan kijang bertemu dengan seekor rusa. Rusa juga ingin ikut. Segeralah rusa bergabung dalam rombongan. 

Dalam perjalanan, di sebuah lembah berjumpalah mereka dengan seekor babi hutan. Babi hutan menayakan apakah ia boleh ikut. 

“Tentu saja, itu gagasan yang baik, daripada hanya berempat lebih baik berlima,” jawab kura-kura. 

Setiba di bukit yang berikutnya, berjumpalah si kancil dan kura-kura beserta kijang, rusa dan babi dengan seekor beruang. Lalu mereka berenam melanjutkan perjalanannya. Kemudian mereka bertemu dengan seekor badak. 

“Bagaimana kalau aku ikut,” tanya badak. 
“Mengapa tidak?”, jawab mereka semua. 

Bahkan bergabung pula seekor banteng. Dan berikutnya rombongan si kancil dan kura-kura bertemu dengan seekor kerbau yang akhirnya ikut serta. Begitu pula ketika mereka bertemu dengan seekor gajah. 

Demikianlah, mereka bersepuluh berjalan berbaris beriringan mengikuti si kancil dan akhirnya mereka sampai ke danau yang dituju. Bukan main banyaknya ikan yang berhasil ditangkap. 

Ikan kemudian disalai dengan mengasapinya dengan nyala api sampai kering. Keesokan harinya, beruang bertugas menjaga ikan-ikan ketika yang lainnya sedang pergi menangkap ikan. Tiba-tiba seekor harimau datang mendekat. Tak lama kemudian beruang dan harimau terlibat dalam perkelahian seru. 

Beruang jatuh pingsan dan ikan-ikan habis disantap oleh harimau. Berturut turut mereka kemudian mendapat giliran menjaga ikan-ikan, yaitu gajah, banteng, badak, kerbau, babi hutan, rusa dan kijang, semuanya menyerah. 

Sekarang tinggal si kancil dan kura-kura yang belum mendapat giliran menjaga ikan-ikan. Kura-kura dianggap tidak mungkin berdaya menghadapi harimau, maka diputuskanlah si kancil yang akan menjaga ikan-ikan tersebut. 

Sebelum teman-temannya pergi menangkap ikan, si kancil meminta teman-temannya untuk mengumpulkan rotan sebanyak-banyaknya. Lalu masing-masing dipotong kira-kira satu hasta. Tak lama kemudian tampak si kancil sedang sibuk membuat gelang kaki, gelang badan, gelang lutut dan gelang leher. 

Sebentar-sebentar kancil memandang ke langit seolah-olah ada yang sedang diperhatikannya. Harimau terheran-heran, lalu perlahan-lahan mendekati si kancil. Kancil pura-pura tidak mempedulikan harimau. 

Harimau bertanya, “Buat apa gelang rotan bertumpuk-tumpuk itu?”.

Jawab si kancil, “Siapa yang memakai gelang-gelang ini akan dapat melihat apa yang sedang terjadi di langit”. 

Lalu dia menengadah sambil seolah-olah sedang menikmati pemandangan di atas. Terbit keinginan harimau untuk dapat juga melihat apa yang terjadi di langit. 

Bukan main gembiranya si kancil saat mendengar permintaan harimau. Si kancil meminta harimau duduk di tanah dan melipat tangan dan kaki. Lalu dilingkarinya kedua tangan, kedua kaki dan leher harimau dengan gelang-gelang rotan sebanyak-banyaknya sehingga harimau tidak dapat bergerak lagi. 

Setelah dirasa cukup, rombongan si kancil berniat kembali pulang ke rumah, akan tetapi mereka bertengkar mengenai bagian masing-masing. Mereka berpendapat, siapa yang berbadan besar akan mendapatkan bagian yang besar pula. 

Si Kancil sebenarnya tidak setuju dengan usulan tersebut. Lalu si kancil mencari akal. Tiba-tiba melompatlah si kancil dan memberi tanda ada bahaya datang. 

Mereka semuanya ketakutan dan terbirit-birit melarikan diri. Ada yang jatuh tunggang langgang, ada yang terperosok ke lubang dan ada pula yang tersangkut di akar-akar pohon. Hanya si kancil dan kura-kura yang tidak lari. Lalu si kancil dan kura-kura berdua pulang dan berjalan berdendang sambil membawa banyak sekali bungkusan salai.


Dongeng Anak Dunia