Dongeng si Kancil Jadi Raja Hutan | Dongeng Anak Terbaru

si

Dongeng si Kancil Jadi Raja HutanPada suatu
hari, waktu si kancil sedang asik minum di sebuah sungai.. si kancil mendengar
suara teriakan ketakutan. Si kancil lalu mencari dari mana arah suara itu. Dan betapa
terkejutnya dia, setelah dia melihat ada seekor singa yang sangat besar tengah
bersiap memangsa seekor tikus yang sangat lemah tak berdaya. Meski si kancil di
liputi perasaan takut yang amat sangat, tapi hati nuraninya mendorong dia untuk
membantu si tikus yang sedang di landa masalah. Ahirnya, si kancilpun
memberanikan diri untuk mendekati mereka. Dengan lagak sok biasa, dia berusaha
mendekat kea rah singa dan tikus.

Dengan gaya seolah-olah tak tau apa yang terjadi, si kancil
menyapa mereka “Wah.. sedang main apa kalian/ sepertinya seru. Apa aku boleh
ikut?”. Tanya si kancil. Melihat kedatangan kancil yang tiba-tiba, singa dan
tikus itu menjadi terkejut. “ Wah.. muncul lagi satu pecundang. Kebetulan sekali
aku sedang lapar. Berani benar kau dating sendiri mencari celaka”. Kata si
singa. Dengan lagak sok berani, si kancil menjawab “halah.. kenapa harus takut?
Memang apa yang harus aku takuti? Aku sudah terbiasa melawan bahaya? Semua bisa
ku kalahkan. Mulai dari buaya, harimau, bahkan manusia juga sudah pernah ku
kalahkan. Aku raja di hutan ini, kau pendatang baru mana tahu?”. Kata si
kancil. Si singa terkejut mendengar jawaban si kancil. Timbul rasa penasaran di
dalam hatinya atas kebenaran perkataan si kancil. “ Apa benar demikian?” Tanya si
singa.

 “ Kalau kau tak
percaya, kau bisa tanyakan pada salah satu penasehat ku.. dia penasehat
kepercayaan ku”. Jawab si kancil lagi. “Mana? Di mana aku bisa bertanya dengan
penasehat mu itu”. Singa semakin penasaran. “ Wah.. kau ini berlagak tak tahu
atau memang pura-pura tak tahu? Yang kau genggam itu, dia penasehat kepercayaan
ku. Jika sampai ada apa-apa dengan dia, maka aku tak akan mema’afkan orang yang
mencelakainya”. Jawab si kancil dengan memasang tampang sok garang. Si singa
mulai di liputi rasa ragu, dia mulai terpengaruh cerita si kancil. Apa lagi si
singa memang termasuk penghuni baru di hutan itu. Jadi dia memang belum tahu
benar tentang segala hal yang ada di hutan itu. “Apa benar kata binatang kecil
ini? Apa dia memang raja mu? Dan apa semua ceritanya itu benar?”. Tanya singa
kepada tikus.

Menyadari bahwa si kancil hanya berniat menolongnya, si
tikuspun faham dan mulai mengikuti siasat si kancil. “ Iya.. benar.. dia adalah
raja di hutan ini. Dia pernah mengalahkan banyak hewan yang lebih besar dari
mu, bahkan memakanya.. dia sangat di kenal dan di hormati di hutan ini. Jika
kau tak percaya, kau bisa Tanya pada hewan-hewan lain yang ada di hutan ini”.
kata si tikus. Mendengar jawaban si tikus, hati si singa di liputi sedikit rasa
takut. Dia mulai ragu.. tapi rasa gengsinya sebagai singa yang gagah dan tak
terkalahkan membuatnya tetap berusaha berani. “ Halah.. aku tak percaya.. kalau
semua yang kau katakana itu benar, mana buktinya?”. Tanya si singa pada kancil.
Tapi dasar kancil cerdik, kali ini posisinya sebagai kancil menjadi raja hutan
membuatnya harus terlihat berwibawa. Maka dia berusaha tetap tenang di hadapan
si singa.

“Kau mau minta bukti? Beberapa hari yang lalu, akau juga
pernah memakan singa seperti mu karena dia bersikap kurang ajar di hutan ini. Kepalanya
masih aku simpan di sebuah lubang di pinggir sungai sebagai peringatan bagi
hewan-hewan lain agar tak macam-macam dengan kancil si raja hutan. Jika kau mau
bukti, kau bisa ikut aku. Tapi setelah sampai sana kau jangan menyesal, karena
semua yang tahu rahasia ku akan ku makan.. “. Kata si kancil. Tapi meski sudah
mulai di liputi rasa takut, ke angkuhan si singa memaksanya untuk terus maju. “
Baiklah.. siapa takut. Tapi jika ternyata kau menipu ku, kalian berdua yang
akan jadi sarapan ku”. Kata si singa. Mendengar gertakan si singa, si tikus
menjadi sedikit hawatir. Tapi kancil mengedipkan mata padanya tanda agar si
tikus mau percaya pada semua rencananya.

Akhirnya, kancil, tikus, dan singa berjalan menuju tepi
sungai di tengah hutan. Mereka menuju sebuah lubang di pinggir sungai, lubang
itu agak dalam dan gelap. Hanya pantulan cahaya matahari yang membuat air yang
sangat bening di dalam lubang itu menjadi berkilau bagai cermin. “ Nah sudah
sampai.. sekarang kau singa.. tengok sendiri ke dalam lubang itu. Di dalam
lubang itu kemarin aku menyimpan kepala singa yang telah aku santap. Rasanya sungguh
lezat, dan aku tak akan menyia-nyiakan kesempatan jika ada singa lain yang bisa
aku makan lagi’. Kata si kancil. Dengan perasaan mulai ragu dan takut, singa
pun memberanikan diri untuk melihat ke dalam lubang. Rasa takutnya membuatnya
tak berani melihat secara jelas. dia hanya berusaha mengintip saja. Tapi betapa
terkejutnya dia ketika melihat di dalam lubang itu benar-benar ada kepala
singa. Tanpa menunggu aba-aba, singa itu langsung lari terbirit-birit
ketakutan. Karena dia tak ingin di makan oleh si kancil seperti singa yang ada
di dalam lubang itu.

Melihat hal itu, kancil dan tikus hanya bisa tertawa terbahak-bahak.
Mereka puas karena siasat mereka mampu mengelabui si singa yang cukup sombong
itu. Sebenarnya, di dalam lubang itu tidak ada apapun selain air yang cukup
bening sehingga mampuberfungsi seperti kaca. Karena singa hanya mengintip, dia
tak menyadari bahwa kepala singa yang ada di dalam lubang adalah pantulan
bayanganya sendiri. Dan sekali lagi, si kancil yang cerdik telah berhasil
menyelamatkan temanya. Meski dia harus berpura-pura menjadi raja hutan, bisa
jadi si kancil adalah raja hutan yang sebenarnya. Bukan karena kekuatanya, tapi
karena kecerdikan dan sifatnya yang suka menolong sesama.

TAMAT