Kumpulan Kata-Kata Mutiara Novel Tereliye Lengkap
![]() |
Tere Liye |
- Hafalan Shalat Delisa, Publish tahun 2005
- Kisah Sang Penandai, Publish tahun 2005
- Moga Bunda Disayang Allah, Publish tahun 2006
- The Gogons: James & the Incredible Incident, Publish tahun 2006
- Bidadari Bidadari Surga, Publish tahun 2008
- Rembulan Tenggelam Di Wajahmu, Publish tahun 2009
- Burlian (Serial Anak-Anak Mamak, Buku 2), Publish tahun 2009
- Pukat (Serial Anak-anak Mamak, Buku 3), Publish tahun 2010
- Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, Publish tahun 2010
- Eliana (Serial Anak-Anak Mamak, Buku 4), Publish tahun 2011
- Ayahku (Bukan) Pembohong, Publish tahun 2011
- Sunset Bersama Rosie, Publish tahun 2011
- Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah, Publish tahun 2012
- Berjuta Rasanya, Publish tahun 2012
- Negeri Para Bedebah, Publish tahun 2012
- Sepotong Hati Yang Baru, Publish tahun 2012
- Negeri Di Ujung Tanduk, Publish tahun 2013
- Amelia, Publish tahun 2013
- Bumi, Publish tahun 2014
- Dikatakan atau Tidak Dikatakan, Itu Tetap Cinta, Publish tahun 2014
- Rindu, Publish tahun 2014
- #aboutlove, Publish tahun
- Bulan, Publish tahun
- Pulang, Publish tahun
- Hujan, Publish tahun
Akan selalu ada hari-hari menyakitkan dan kita tidak tahu kapan hari itu menghantam kita. Tapi akan selalu ada hari-hari berikutnya, memulai bab yang baru bersama matahari terbit.
Aku semaput dalam perasaan rindu. Aku ingin menghambakan diri dalam pelukannya.
Alangkah banyaknya pencinta yang justru berusaha tampil hebat, keren, gagah, sampai dia lupa menjadi dirinya sendiri.
Anak muda, jika cinta kita sungguh tulus dan suci, maka kita akan mati-matian melindungi orang yang kita cintai dari perbuatan merusak, melanggar kaidah agama, dan nilai-nilai kepantasan. Bukan malah jadi (maaf) hamil sebelum menikah. “Cinta” itu bukan argumen pembenaran. Memangnya kalau cinta jadi bebas semau kita? Itu sih korslet.
Apa pun yang terlihat, boleh jadi tidak seperti yang kita lihat. Apa pun yang hilang, tidak selalu lenyap seperti yang kita duga. Ada banyak sekali jawaban dari tempat-tempat yang hilang.
Apalah arti cinta? Ketika kami menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah? Bagaimana mungkin, kami terduduk patah hati atas sesuatu yang seharusnya suci dan tidak menuntut apapun?
Bagaimanapun keadaan kita, mau sedih, bahagia, waktu tidak pernah berhenti menunggu. Waktu tetap berjalan.
Banyak orang yang kadang lupa bertanya muasal uang kalau dia terlanjur menikmatinya. Anak lupa bertanya pada bapak. Istri lupa bertanya pada suami.
Benarlah kata orang, meski semua hal itu adalah kenangan menyakitkan, kita baru merasa kehilangan setelah sesuatu itu benar-benar pergi, tidak akan mungkin kembali lagi.
Berhentilah bertanya bagaimana menemukan pasangan yang baik. Mulailah menjadi orang yang baik dan terus lebih baik. Maka dengan sendirinya akan ditemukan.
Bersabar dan diam lebih baik. Jika memang jodoh akan terbuka sendiri jalan terbaiknya. Jika tidak, akan diganti dengan orang yang lebih baik.
Carilah orang-orang yang tidak mudah bilang suka, tapi saat bilang, dia langsung bawa satu rombongan keluarga.
Cinta bukan sekedar soal memaafkan. Cinta bukan sekedar soal menerima apa adanya. Cinta adalah harga diri.
Cinta itu tidak selalu melekat pada kebersamaan, tapi melekat pada doa-doa yang disebutkan dalam senyap.
Cinta sejati selalu menemukan jalan.
Cinta selalu saja misterius. Jangan diburu-buru, atau kau akan merusak jalan ceritanya sendiri.
Dan jangan menghukum kebersamaan dengan kesendirian. Karena, aduhai, kita tidak memutuskan bersama hanya karena bosan sendiri.
Dengan terus melangkah, cepat atau lambat, semua beban kenangan akan tertinggal di belakang.
Diamnya jauh lebih menyakitkan dibandingkan marahnya. Aku lebih baik dimarahi karena bertanya banyak hal kepadanya, dibandingkan tatapan kosong.
Hanya kesetiaan pada prinsiplah yang akan memanggil kesetiaan-kesetiaan terbaik lainnya.
Hidup harus terus berlanjut tidak peduli seberapa menyakitkan atau membahagiakan, biar waktu yang jadi obat.
Hidup ini memang tentang menunggu. Menunggu kita untuk menyadari, kapan kita akan berhenti menunggu.
Hidup kita memang tidak hebat nan menakjubkan. Tapi kita bisa membuatnya utuh dengan senantiasa bersyukur.
Ingatlah nasehat lama, mencari ridha semua orang itu impossible, tapi mencari ridha Allah, semua orang bisa melakukannya.
Isi hari-hari dengan kesempatan baru. Lanjutkan hidup dengan segenap perasaan riang.
Jangan bilang “tidak penting” atas hal-hal yang justru kita komentari, kita bahas, dan bahkan dimasukkan ke dalam hati, tersinggung, marah.
Jangan menggantungkan kebahagiaan kepada orang lain. Akan tetapi, gantungkanlah kepada sumber segala kebahagiaan.
Jangan menghukum masa depan dengan masa lalu. Karena kita selalu bisa memperbaiki situasi.
Jangan pernah jatuh cinta saat hujan. Karena ketika besok lusa kamu patah-hati, setiap kali hujan turun, kamu akan terkenang dengan kejadian menyakitkan itu. Saat orang lain bahagia menatap hujan, kamu justeru nelangsa sedih melihat keluar jendela.
Jangan terlalu mengejar hasilnya, nanti kita lupa hakikat kesuksesan yang sesungguhnya.
Jangan terlalu mengejar seseorang, memilikinya, nanti kita tidak akan pernah paham hakikat memiliki sebenarnya.
Jika dua orang ditakdirkan bersama, maka dari sudut bumi manapun mereka berasal, mereka pasti bertemu.
Jika kita “tidak mudah menyerah”, maka kita sudah dekat sekali dengan kesuksesan. Karena di dunia ini, ada dua orang yang susah sekali dikalahkan: 1. orang yang sabar; 2. orang yang tidak mudah menyerah.
Jika kita berdoa, lantas situasi tetap begitu-begitu saja, tidak ada yang berubah, bukan berarti doa kita tidak makbul, boleh jadi, Tuhan sedang menguji agar hati kitalah yang berubah terlebih dulu.
Jika kita melihat seorang (wanita) yang begitu tangguh, kuat, dan mandiri, maka jangan lihat dia sekarang berdiri tegak di sana begitu mengagumkan. Tapi tanyakanlah, seberapa banyak hal, orang, peristiwa menyakitkan yang telah dia lewati, yang membuatnya menjadi semakin kuat.
Jika seseorang tetap menemani kita di masa-masa sulit. Maka dia berhak menemani kita di masa-masa mudah.
Kalau hati kau sedang banyak pikiran, gelisah, kau selalu punya teman dekat. Mereka bisa jadi penghiburan, bukan sebaliknya malah tambah kau abaikan.
Kau tau? Hidup ini sebenarnya perjalanan panjang, yang setiap harinya disaksikan oleh matahari.
Kawan, tidak perlu selalu cepat panas hati, karena boleh jadi, kita hanya keliru memahami, atau terlalu cepat mengambil kesimpulan.
Kejujuran itu seperti cermin. Sekali dia retak, pecah, maka jangan harap dia akan pulih seperti sedia kala. Jangan coba-coba bermain dengan cermin.
Kenapa kita mengenang banyak hal saat hujan turun? Karena kenangan sama seperti hujan. Ketika ia datang, kita tidak bisa menghentikannya. Bagaimana menghentikan tetesan air yang turun dari langit? Hanya bisa ditunggu, hingga selesai dengan sendirinya.
Ketika kita tidak bisa melupakan sesuatu, kejadian, atau seseorang, maka bukan berarti kita tidak bisa terus beranjak maju.
Ketika seseorang berhenti menangis karenanya, maka beberapa saat kemudian, tentu saja airmatanya akan kering di pipi, isaknya akan hilang disenyap, seperti tidak ada lagi sisa tangisnya di wajah. Tetapi tangisan itu tetap tertinggal di hati. Kesedihan, rasa sakit, kesendirian, beban yang membekas.
Ketika seseorang tidak memenuhi kriteria kita, bahkan jauh sekali, maka bukan berarti kita tidak bisa menyukainya. Tanyakanlah ke orang tua kita, nenek-kakek kita, pernikahan mereka langgeng, justru karena tetap menyukai seseorang dengan segala kekurangannya.
Kita tidak perlu membuktikan pada siapapun bahwa kita itu baik. Buat apa? Sama sekali tidak perlu. Jangan merepotkan diri sendiri dengan penilaian orang lain. Karena toh, kalaupun orang lain menganggap kita demikian, pada akhirnya tetap kita sendiri yang tahu persis apakah kita memang sebaik itu.
Kuberitahu kau sebuah rahasia kecil. Dalam urusan ini, sembilan dari sepuluh kecemasan muasalnya hanyalah imajinasi kita. Dibuat-buat sendiri, dibesar-besarkan sendiri.
Lantas hari-hari melesat cepat. Siang beranjak datang dan kita tumbuh menjadi dewasa, besar. Mulai menemui pahit kehidupan. Maka, di salah satu hari itu, kita tiba-tiba tergugu sedih karena kegagalan atau kehilangan. Di salah satu hari berikutnya, kita tertikam sesak, tersungkur terluka, berharap hari segera berlalu. Hari-hari buruk mulai datang. Dan kita tidak pernah tahu kapan dia akan tiba mengetuk pintu. Kemarin kita masih tertawa,untuk besok lusa tergugu menangis. Kemarin kita masih berbahagia dengan banyak hal, untuk besok lusa terjatuh, dipukul telak oleh kehidupan. Hari-hari menyakitkan.
Maha Suci Engkau Ya Allah, yang telah menciptakan perasaan. Maha Suci Engkau yang telah menciptakan ada dan tiada. Hidup ini adalah penghambaan. Tarian penghambaan yang sempurna. Tak ada milik dan pemilik selain Engkau. Tak ada punya dan mempunyai selain Engkau. Tetapi mengapa Kau harus menciptakan perasaan? Mengapa Kau harus memasukkan bongkah yang disebut dengan “perasaan” itu pada mahkluk ciptaanMu? Perasaan kehilangan, perasaan memiliki, perasaan mencintai. Kami tak melihat, Kau berikan mata; kami tak mendengar, Kau berikan telinga; Kami tak bergerak, Kau berikan kaki. Kau berikan berpuluh-puluh nikmat lainnya. Jelas sekali, semua itu berguna! Tetapi mengapa Kau harus menciptakan bongkah itu? Mengapa Kau letakkan bongkah perasaan yang seringkali menjadi pengkhianat sejati dalam tubuh kami. Mengapa?
Mau kita menyaksikan atau tidak, matahari selalu terbit. Mau ditutup mendung atau kabut, matahari juga tetap terbit. Mau kita menyadari atau tidak, matahari tetap terbit.
Menangis tidak selalu simbol lemah tak berdaya. Menangis dalam situasi tertentu justru adalah simbol kekuatan, kesabaran, dan kehormatan.
Orang kuat itu bukan berarti dia selalu kuat. Tidak. Melainkan dia tahu sekali kapan harus berjuang habis-habisan, kapan harus siap tulus melepaskan.
Penjelasan akan tiba pada waktu yang pass, tempat yang cocok, dan dari orang yang tepat.
Percayalah, jika dia memang cinta sejati kau, mau semenyakitkan apa pun, mau seberapa sulit liku yang harus dilalui, dia tetap akan bersama kau kelak, suatu saat nanti.
Persahabatan itu tidak terbuat dari sesuatu yang besar. Melainkan, dibangun dari hal-hal kecil yang kemudian saat dikumpulkan ternyata menjadi besar.
Saat kita keras kepala bilang betapa tidak adilnya orang lain ke kita, betapa pelitnya, betapa ini, itu yang jelek-jelek, saat itulah kita menutup pintu realitas kebenaran sejati.
Saat kita tertawa, hanya kitalah yang tahu persis apakah tawa itu bahagia atau tidak. Boleh jadi kita sedang tertawa dalam seluruh kesedihan. Orang lain hanya melihat wajah.
Sedikit saja, dari rasa dipaksa menjadi sukarela, dari rasa terhina menjadi dibutuhkan, dari rasa disuruh-suruh menjadi penerimaan. Seketika, wajah kau tak kusut lagi.
Seseorang itu mungkin terlihat banyak kekurangan di mata kita, tapi boleh jadi itu pilihan yang baik. Sebaliknya, seseorang itu mungkin terlihat perfect, sempurna di mata kita, tapi boleh jadi itu pilihan yang buruk.
Sesungguhnya ada banyak hal yang sebaiknya orang lain tidak perlu tahu. Cukup kita simpan dalam hati.
Terkadang dalam banyak keterbatasan, kita harus bersabar menunggu rencana terbaik datang, sambil terus melakukan apa yang bisa dilakukan.
Tidak ada yang pergi daripad hati. Tidak ada yang hilang dari sebuah kenangan.
Tidak selalu yang kita pikirkan itu benar. Tidak selalu yang kita sangkakan itu kebenaran. Kalau kita tidak mengerti alasan sebenarnya bukan berarti semua jadi buruk dan salah menurut versi kita sendiri.
Waktu dan jarak akan menyingkap rahasia besarnya, apakah rasa suka itu semakin besar, atau semakin memudar.
Waktu yang akan menjelaskan dengan baik ketulusan seseorang. Niat baik, dan tujuan-tujuannya. Jika sejatinya memang baik, maka seiring waktu berjalan, akan terlihat semakin terang; sebaliknya, jika hanya topeng, maka seiring waktu berlalu, pasti akan terbuka juga.