Kumpulan Puisi Malam Yang Indah Terbaik Dan Menarik
Kumpulan puisi malam yang indah terbaik dan menarik. Hal yang terindah terbaik dan menarik di malam hari adalah suatu hal yang mempesona saat dilihat dan dirasakan di malam hari ketika kumpulan bintang dan rembulan di langit malam bersinar terang walau malam sunyi dan disaat sendiri, keindahan cahaya malam dapat memberikan ketenangan batin, membuat pikiran tenang walau tanpa kehadiran kekasih, suasana sunyi dan sepi dapat dinikmati bersama dengan malam di terangi cahaya bintang dan rembulan malam.
Keindahan malam bagi setiap orang berbeda beda tergantung dari seorang yang merasakannya terkadang yang lain mengatakan indah terkadang juga yang lain mengatakan terbaik, sebab segala sesuatu yang terbaik indah dan menarik hasil dari frespsi dan perasaan masing masing pribadi, jadi malam yang indah kita rasa tak selamanya juga indah dirasakan orang lain. Namun malam tetaplah yang selalu hadir setelah matahari terbenam memberikan berbagai macam hal yang dirasakan setiap orang yang menikmati.
Sebagaimana diketahui malam adalah kesempatan terbaik beristrahat dan berhenti sejenak dari segala aktivitas carut marut dunia setelah seharian bermandi cahaya dari hiruk pikuk jiwa berlomba memenuhi materia dunia. malam adalah pembuktian bawah di dunia ini, ada gelap dan ada terang. adalah saat jiwa melakukan meditasi dan dapat menemukan ketenangan dan kedamaian hati. untuk esok kembali beraktivitas saat matahari pagi kembali bersinar.
Kumpulan puisi tentang malam yang indah terbaik dan menarik
Kumpulan puisi malam yang indah terbaik dan menarik kali ini merupakan bagain dari puisi malam, atau pun syair malam serat sajak malam yang sering kita jumpai dalam puisi, seperti puisi malam yang pendek, puisi malam hari untuk kekasih, atau puisi puisi tentang harapan malam di malam hari, berkaitan dengan puisi malam di bawah ini beberapa puisi malam di kesempatan ini, adapun masing masing judul puisina antara lain.
- Puisi angan
- Puisi lintas malam
- Puisi kidung simfoni malam
- Puisi malam tanpa sinar rembulan
- Puisi elegi malam
- Puisi malam hitam
- Puisi sendu malam dalam segelas kopi
- Puisi lentera dalam kegamangan
- Puisi beranjak malam
- Puisi segenggam harapan
- Puisi malam bersih desa
- Puisi pendulum penyendiri
- Puisi lebih hitam dari hitam
- Puisi ini harimu
Bagaimana cerita dan makna di balik rangkaian bait bait puisi tentang malam tersebut, untuk lebih jelasnya silahakn disimak saja puisi malam yang indah terbaik dan menarik berikut ini, di awali dari puisi lintas malam, berikut ini puisinya.
ANGAN
Oleh: Subekti Yazan
Gemericik suara hujan terdengar lirih di malam yang bisu berselimut kabut
Deru angin dinginpun ikut membuncahkan kegelisahku
Ingin ku meredamnya agar harapan tak sekedar angan
Sementara waktu terus berjalan tanpa ada yang bisa menghentikan
Tanpa jeda dan sangat cepat hingga kitapun terkadang terlena dan tanpa disadari
Haripun sudah berganti lagi
LINTAS MALAM
Karya: Satria Panji Elfalah
Malam kian larut
Kutemukan diriku di kolong langit
Menjabarkan aspal hitam yang kian legam
Menyeret luka di ujung kaki
Lampu jalanan
Menyapa dengan keremangan
Menyuguhkan kesunyian di kota lama
Tempat sepatuku mencumbu trotoar
Dinginnya malam
Kuseduh bersama kopi di emperan
Sesap hingga tegukan menemani
Lunaslah hujan abu di tenggorokan
Langkah gontai
Terasa getirnya udara merasuki sol sepatuku
Hinggap di sela jemari kaki
Mengupas kulit perlahan
Dini hari
Benderang di kejauhan melambai
Kukayuh tungkai kaki
Disanalah peraduanku malam ini
Puluhan kilometer lunas
Bangku kosong stasiun menjadi saksi bisu
Tempat kurebahkan raga
Selepas mengasongkan diri pada juwita langit
Mata terpejam
Hati menggumam
Kunang-kunang padam
Rembulan karam
Serang, 22 Agustus 2017.
KIDUNG SIMFONI MALAM
Karya: Satria Panji Elfalah
Senja menyapa di tepian mentari
Kala aku menjamah anak-anak lembayung
Dengan sajak bertabur jelaga
Intro sebuah simfoni malam di pelataran masa
Prolog burung malam diiringi gesekan dawai gemawan
Perkusi ditabuh oleh sayap-sayap mungil jangkrik
Di anak sungai, katak memainkan musik ritmis
Angin malam memelodikan langkah nada
Sajakku menjadi konduktor
Mengayunkan aksara perlahan
Syahdu berpelukan mesra dengan sendu
Kala mentari menyanyikan kepergiannya
Simfoni malam dalam kesunyian
Kupersembahkan teruntuk Juwita Langit
Bergaun gemintang, berkalung cahaya rembulan
Yang tengah bersandar membaca nada sajakku di kejauhan
Monolog mencuat di pertengahan simfoni
Berisi curahan hati secarik hati yang lusuh
Menagih jumpa pada Juwita Langit
Di tengah-tengah padang ilalang
Seolah-olah rindu telah merenggut nyawanya
Terombang-ambing dihantam ombak gulana
Bermil-mil jauhnya dari padang ilalang
Meski memandang lembayung senja yang sama setiap hari
Epilog diiringi petikan harpa rumpun bambu di kejauhan
Kesadaran menyesakkan dada, meremukkan telinga
Penantian secarik hati yang lusuh menjumpai ajalnya
Juwita Langit, enggan bersua
Langit malam telah meminangnya
Dengan segantang intan permata
Sajakku menjatuhkan ayunannya
Menangis sejadi-jadinya
Hamparan langit keemasan gulung tikar
Perjumpaan yang kini hanya membingkai di imaji semu
Menjadi maya semaya-mayanya
Mati, sajak dan simfoniku mati
Serang, 15 Oktober 2017.
Malam tanpa sinar rembulan
Oleh: Cahya Q
Malam gelap gulita tanpa ada sinar rembulan…
Menanti datangnya mentari dari ufuk terdalam….
Wajah yang dulu selalu menghias di balik senyum kini tlah pergi entah kemana….
Air mata mulai menetes…
Desahan pilu terdengar di telingaku…
Hati menjerit keras tanpa mengeluarkan aungan sing ….
Mata terpejam…
Dan alam mulai menghembuskan anginnya hingga ahirnya terbawa dalam mimpi.
ELEGI MALAM
Karya: Satria Panji Elfalah
Tembakau dan kopi
Seolah menjelma menjadi kekasihku malam ini
Sambil menikmati guguran gemintang di cakrawala sana
Sambil mencumbu rinai cahaya rembulan di syahdunya malam ini
Sediakah guguran gemintang menjamuku malam ini?
Di antara lentera redup penghujung malam
Temani sejenak lara ini
Sambil menanti embun segar di pundak imajiku
Sediakah rinai cahaya rembulan bertandang?
Di antara rintihan jangkrik yang menggoda
Temani sejenak air mata ini
Sambil menanti mentari di pundak bukit sana
Adakah kelak lara ini menjadi tinta emas?
Adakah kelak air mata ini menjadi kanvas hitam?
Sejenak terdiam, sejenak tergelak
Hujan menyisir di pesisir tanpa sudi menyentuhku
Lelah berlari dalam sepi ini
Berpuisi ria untuk bayang-bayang
Bermanja-manja dalam kelabu
Menambang air mata sendiri
Gemintang, setialah menemaniku
Rembulan, janganlah kau jemu mencuri waktuku
Tembakau, manjakanlah aku dalam asapmu
Kopi, ledakkanlah otakku
Serang, 30 September 2017.
MALAM, HITAM
Karya: Satria Panji Elfalah
Lembayung sirna dihempas malam
Kupeluk diriku dalam kediaman
Senja luruh diguyur kepiluan
Kukayuh sampanku di tengah telaga hitam
Menceburkan diri dalam dinginnya malam
Kutenggelamkan peluh dalam kebisingan
Sampai di dasar telaga hitam aku kepayahan
Seketika nanar rembulan menjadi hitam
Terbangun di tepian malam
Kugapai langit tua nan kosong di kejauhan
Bayanganku meronta di balik tirai angan
Yang kini tiada berwana kecuali hitam
Bangkit dan berlari di batas malam
Mengejarmu bak kesetanan
Jemari kaki tersayat akar-akar pohon tak kuhiraukan
Namun kau seolah menenggelamkan diri dalam hitam
Berhenti berlari di akhir malam
Kusadari langkahku takkan mampu lagi bertahan
Peluhku dibias lampu jalanan
Aspal tempatku berpijak terasa semakin hitam
Terdiam di serpihan malam
Menatap cermin langit penuh kekosongan
Tiada lagi lembayung maupun senja yang kusebut pengejawantahan
Hanya ada keheningan yang lebih hitam dari hitam
Serang, 3 Juni 2017.
SENDU MALAM DALAM SEGELAS KOPI
Karya: Satria Panji Elfalah
Hitam
Selangit rasa, sebumi cerita
Bungkam sunyi dalam sendunya kopiku
Hilang duka lara dalam sekelebat sesapan
Kental
Bagai darah yang menggenang
Di dalam gelas beraroma tajam
Hinggapi setiap jengkal isi harapan
Harum
Muara kebisingan tenggelam
Dalam aroma dari sajak perkawinan
Antara tembakau dan kopi yang mesra
Hanyut
Lupakan sejenak hujan yang beranjak
Lupakan sejenak senja yang menghilang
Lupakan sejenak lembayung yang sirna
Hanya ada aku, tembakau dan kopiku
Di malam yang sendu
Bertabur alunan saxophone
Berulang kali kukatakan dalam hati
“Tuhan Maha Asyik”
Serang, 31 Mei 2017.
LENTERA DALAM KEGAMANGAN
Biarkan ia bertunas
Akan kudidik menjadi padi
Kian merunduk seiring usia menapaki titian
Meski kegamangan paling purna berduri tajam
Kesesatan dalam gulita
Akan menjadi diktat-diktat
Menjamah dalam gelap
Mecari tuangan pelepas dahaga di kemudian hari
Keraguan takkan beranjak dari rawa tempat jin buang anak
Bilamana pangkuanku menjadi dermaga
Pelepas duka lara berpeluh dalam noktah air mata yang membeku
Keheningan akan memeluknya dengan hangat
Tiada disertasi yang mampu melucuti anggukan kepalaku
Malam, muara senda gurau tangis lara
Serang, 8 September 2017.
BERANJAK MALAM
Oleh: Alan Yudi Kusuma
Remang senja tanpa mega
Awan menutup birunya langit
Aku, si kecil tanpa daya
Terkadang berlagak menguasai bumi
Kewarasanku sedang sakit
Selalu …
Lantunan kali ini
Gugur bunga
Bilakah dihantarkan?
Diiringi gugur bunga
Diucapkan do’a-doa
Ditangisi lalu ditinggalkan dan terlupa
Jauh bahasaku seperti ini
Pada pemilik segala maha
Setitik noda adalah aku
Penuh nʌfsu adalah aku
Kejahatan juga aku
Kemunafikan, apalagi … tetap aku.
Selangor, Malaysia 10 Oktober 2017.
Segenggam harap
Oleh: Yusup Mahadi
Apalah mau dikata
Disaat resah kian menjadi rindu
Dan semestapun kembali kepenghujung senja
Telah tertulis takdir dibiasan ronajingganya
Tentang sebuah rasa yang tersimpandidalam dada
Ada segenggam harap memang
sebelum datang gelap malam
Dialah indahku Yang memberi warna cinta
Dengan lukisan kasih yang tulus
Akan kudekap
Biar seluruh alam sebagai saksi
Tentang keabadian cintaku dan cintanya
MALAM BERSIH DESA
Oleh: Eko Windarto
malam kehilangan pesona
hujan seperti jarum menusuk bahasa jiwa
udara tak lagi berwarna
asap dupa tetua menyesakan dada
di antara jampi-jampi doa tercipta cinta hampa
menyisakan cerita sementara
membelah hati para dewa di depan pintu surga
Batu Sekarputih, 14102017
PENDULUM PENYENDIRI
Karya: Satria Panji Elfalah
Tertawa dalam gelap, berbisik dalam cahaya
Kisah pendulum penyendiri di antara nyala korek
Bungkam jermal-jermal di lautan hati
Bisikkan rintih lirih dalam kisah berjuta liku
Seribu satu detik bergulir
Tetes demi tetes kopi perlahan menggenang
Linting demi linting tembakau ludes
Namun tetap berkontribusi dalam sunyi
Alunan dawai gitar menjerang bulir demi bulir sajak
Kupeluk bayang-bayang tanpa raga dan jiwa
Menyusun balung dalam kerangka imaji
Untuk kemudian dibalut dengan helai-helai cahaya rembulan
Senyuman lirih tersungging
Bahagia masih bernapas
Getir dalam kesendirian
Bermuram durja pada sisa malam yang masih panjang
Tak beranjak
Enggan beranjak
Meminang kesendirian
Mengawini kesunyian
Tak bergeming
Enggan bergeming
Selamat tinggal cahaya
Biarkan aku bersemedi dalam gelap
Serang, 19 Agustus 2017.
LEBIH HITAM DARI HITAM
Karya: Satria Panji Elfalah
Malam menggenang dalam secangkir kopi
Sinar rembulan kuyu di balik awan
Bagai air mata di antara lembah gulita
Hujan di kejauhan membelah sunyi
Kuhadirkan padamu secarik sajak
Berisi guguran hati
Layu dalam genggaman angin malam
Hanya mampu berkisah dengan keheningan
Mengibu pada lumpuhnya jemari
Tiada mampu membelai dinding hati
Di padang ilalang ia pergi
Lindap punggungnya di antara semilir angin kemarau
Berjuta kunang-kunang mati
Di antara pucuk-pucuk pepohonan
Karam bersama anak-anak cahaya
Terkubur dalam lentera-lentera hitam
Angan berjumpa nestapa
Hingga tiada lara dalam jiwa
Karena jiwa itu telah tiada
Ditelan rintihan padang ilalang
Genangan air mata bermuara di telaga hitam
Tutur kata di balik kelopak mata yang lebam
Secarik sajakku kusekap dalam legam
Malamku, lebih hitam dari hitam
Serang, 25 Juli 2017.
Ini Harimu
Oleh: Jon Blitâr
Hari ini adalah hari di mana aku pernah bahagia
Menatap dalam tangis, ketika kelopak matamu menguncup sempurna di mulut rahim indukmu
Lalu, kita sama-sama menggenggam hati, berlari mengoyak bintang di ketinggian asa
Hari ini adalah harimu, di mana tujuh musim sudah berlalu bersama langkahmu
Namun, sepotong tiganya terlepas dalam pelukku
Dan masih di sini aku, sama seperti dulu
Dalam lekat dada kita
Selalu… dalam sunyi malam, kulantunkan kidung pengantar tidur untukmu
Meski kini tak lagi dalam pelukku
Tetaplah kepak sayapmu, menembus langit menggapai bintang
Doaku ada di nadimu!
Blitar, 17 Oktober 2017.
Demikianlah kumpulan puisi malam yang indah terbaik dan menarik. Simak/baca juga puisi malam y yang lain di blog ini, semoga kumpulan puisi tentang malam diatas dapat menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di judul puisi malam selanjutnya. Tetap di blog menyimak ataum membaca puisi terbaru yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.