Kumpulan Puisi Patidusa Update Terbaru Tahun 2017

Hallo Sobat jumpa lagi dengan saya, dan pada kesempatan hari ini saya akan kembali berbagi pada anda semua tentang puisi tentunya. Dan kali ini saya tidak update puisi harian dulu namun saya akan share mengenai puisi patidusa. Okeh mungkin sudah banyak yang tau ya mengenai puisi ini, puisi ini memang cukup baru, namun meskipun baru puisi patidusa ini banyak menarik minat para penulis puisi untuk membuat puisi ini karena puisi ini di anggap punya kesulitan yang lebih di bandingkan dengan puisi yang lain.

Oke sobat karena saya yakin pasti sobat pasti sudah banyak yang tahu tentang puisi ini karena saya juga sebelumnya usdah pernah share juga tentang puisi ini, maka kali ini bisa langsung saja pada bagian share puisi. Okeh untuk puisi sendiri sudah kami siapkan ada sekitar sepulunh puisi dan semoga anda suka dengan puisi-puisinya. Langsung saja berikut adalah puisi patidusa selamat menikmati.

Kudengar seruling bambu merdu

Pucuk bunga segar 

Menuai lagu

Mekar

Bibir

Pantai melipir

Bergulung bagai ombak

Dewa amore kian berontak

Masih mengalun degup jantung

Kita terbuai menggantung

Seekor mengular

Menampar

Caping

Menggeliat picing

Wajah manis berbayang

Mulut mendesis tangis melayang

Aku masih merindu asmara

Datang bala membara

Bukan syair

Penyair

Puisi by : Ibnu Nafisah & Herlina Z Nissa

Jenis Puisi : Patidusa Ori

Kendari, 21 Februari 2016

KEKASIHKU

Benih yang kita sebar

Pagi ini bertumbuh

Pucuk mekar

Mencumbu

Bunga

Pewangi jiwa

Sirami derai aksara

Membuka lagi tabir asmara

Tak kusangka kembang merekah

Mawar merah berdarah

Penuhi duri

Menjari

Menyala

Luka menganga

Syairmu tergores berbisa

Gemas cemas segenap resah

Menanti esok pagi buta

Kau datang membuka

Segala onak

Terkoyak

Tanpa;

Tanda tanya

Tanpa; tampak tercampak

Tanpa; tertampar wajah telapak

Puisi by : Ibnu Nafisah & Herlina Z Nissa

Jenis puisi : Patidusa Ori

Kendari, 21 Februari 2016

DINANTIKU (HINGGA AKHIR)

Indah namamu disetiap degup

Rasa selalu meletup

Hingga akhir

Dinantiku

Kasih hadir lembut meniup

Harum selalu terhirup

Hingga akhir

Dinantiku

Segenap cinta tak meredup

Tulus selalu menyusup

Hingga akhir

Dinantiku

Puisi by : Rif

24 Februari 2016

Cinta membara tiada kata

Gemuruh menguasai dada

Sepenggal rasa

Bermukim

Cintaku

Bertahta berlian

Indah bening mempesona

Kerlipnya memancar seluruh raga

Cintaku bagai hamparan sawah

Hijaunya menyejukan nirwana

Tentramnya melambaikan

Sanubariku

Puisi by : Rere Desvada

Bandung, 20 Februari 2016

RINTIH RINDU LELAKI SUNYI

Lelaki sunyi meratap sendiri

Menanti bidadari perih

Tangis sembunyi

Rintih

Tengadah jiwa berharap derma

Memuja aksara kama

Kekata doa

Hiba

Tuhan jangan ambil nyawanya

Berkata ia pada-Nya

Tulus pintamu

Satu

Cintamu memayungi kuatkan raga

Lawan dera siksa

Pesan kasih

Pasrah

Agung niat pertaruhkan segala

Demi kekasih tersapa

Rindumu membuncah

Datanglah!

Puisi by : Kemilau Mata Bening

SAA Makasar, 24 Februari 2016

TENTANG PUISI PUJANGGA

Kau sambangi beranda jiwa

Mengetuk pintu nurani

Berceritalah hati

Nelangsa

Kisah

Pena meluah

Sendiri bergelayut kesah

Aksara bertuah sembunyi wajah

Penantian panjang dalam sunyi

Menanti kabar kekasih

Tentang bidadari

Terkasih

Meniti

Waktu menemani

Mengharap mukjizat datang

Sembuhkan duka yang meradang

Palung jiwamu tergambar jelas

Selaksa terang membias

Agungkan cinta

Terakta

Puji

Demi Dewi

Pujangga pejuang sejati

Tertuang dalam bait puisi

Puisi by : Kemilau Mata Bening

SAA Makasar, 24 Februari 2016

TANGISAN JIWA

Perih 

Terlempar asing 

Tatap mata tajam 

Langkah matiku tiada tertahan 

Praduga hati teringkus resah 

Getar sapa menegur 

Sinis terucap 

Bimbang 

Persimpangan 

Arah kepalsuan 

Mengaduh penuh makian 

Bersinggah segala ancaman luka 

Teriak sang hati tersayat 

Nadi pun melemah 

Keringat dingin 

Berembun 

Terkubur 

Napas jiwa 

Membengkak isak tangis 

Salahkah aku berada bersamamu 

Sesejuk itukah senyum rasamu 

Yang kau banggakan 

Untuk merangkulmu 

Kawan !!! 

Puisi by : Galang Saputra 

Semarang, 24 Februari 2016

HARTAMU ADALAH BUKAN HARTAMU

Hartamu adalah bukan hartamu

Istana perhiasan megah

Tahta gagah

Fatamorgana

Ia bermanfaat juga melumat

Semua bisa terjerat

Tiada terlewat

Mengerat

Menjadi cobaan belenggu kehidupan

Kembali sirna hamparan 

Terkubur pendaman

Kenangan

Sesal tangis keras melolong

Bekal pun kosong

Tiada menolong

Melompong

Hartamu adalah yang kaumakan

Berpiring nasi terlahapkan

Masuk badan

Dikeluarkan

Hartamu adalah yang kaujaminkan

Jalan lurus Tuhan

Luhur amalan

Keimanan

Puisi by : Kang Mas Agung 

Jenis Puisi : Patidusa Tangga

Semarang  8 Januari 2016

CUKUP MEMBASUH WAJAH

Segarnya dan sungguh menyegarkan 

Sebotol air bening 

Basahi kening 

Kering

Berpaling 

Malas antrian 

Bergegas waktu ujian 

Cukuplah untuk mengguyur, biarkan

Lucunya hari bila kemarau 

Kadang bersungut parau 

Bikin galau 

Meracau

Kesal 

Khawatir tertinggal 

Menunggu di tapal 

Menjemput kasih berwajah oval

Beriring roda di aspal 

Undakan menambah kesal 

Botol terpental 

Sial

Basah 

Bibir mendesah 

Sekelumit kisah indah 

Terburu menjemput bunga merekah

Puisi by : Andalas

Jenis Puisi : PUISI PATIDUSA 

24 Februari 2016

Dan sobat sekian dulu share puisi untuk kali ini semoga anda semua suka dengan Kumpulan Puisi Patidusa Update Terbaru Tahun 2016 ini. Dan untuk sobat tetap berkunjung ke website puisi ini karena saya akan selalu update puisi terbaru untuk anda. Kita bisa jumpa lagi pada postingan puisi yang selanjutnya dan akhir kata dari saya wassllam. 

Catatan Lainnya :

contoh puisi anak santri, puisi cinta seorang wanita solehah