Puisi Di Puncak Plataran Duka

Puisi dan kata bijak. di puncak pelataran duka. pengertian duka menurut kamus bahasa indononesia, duka artinya susah hati atau sedih hati, Sebagaiman diketahui duka datang biasanya di karenakan sesuatu hal yang menyedihkan, seperti di tinggalkan sesorang dan lain sebagainya.

Di puncak plataran duka, judul ini hanya kombinasi dua judul puisi, dari  empat puisi di kesempatan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain.

  • Puisi di puncak tertinggi
  • Puisi platara duka
  • Puisi kini kumengerti
  • Puisi karyamu Tuhan

Salah satu penggalan bait dari keempat puisi tersebut. ” Pesona termegah karya termewah Manjakan mata membuai rasa. Kini ku mengerti karya Mu Tuhan di puncak tertinggi. Dalam lingkaran di keharuan doa malam. Erat temali melingkar. Di tubuh tubuh yang gemetar”. Selengkapnya dari bait ini, disimak saja puisinya berikut ini.

DI PUNCAK TERTINGGI
Husain Ismail

Langit malam di puncak Merapi.
Jadi saksi ketegaran penakluk tebing.
Geluti beku nya kabut.
Kaitkan temali gantungkan nyali.
Panjati tebing menggentar bayu.

Api unggun yang membara.
Kami bawa hangati jiwa.
Jiwa petualang yang takkan padam.
Terus berkobar dalam semangat.

Erat jemari saling mengikat.
Dalam lingkaran di keharuan doa malam.
Erat temali melingkar.
Di tubuh tubuh yang gemetar.

Tapak tapak tangan yang beku.
Lukisan akan keberanian.
Jejak jejak terpatri,di antara terjalnya cadas.

Jerih payah tunai terbayar.
Kala di puncak menyapa fajar.
Tatap mata bangga berbinar.
Merah putih turut berkibar.

Jogjakarta,131116,Husain Ismail.

PLATARAN DUKA
Must Thegoeh Therealkidrock

Menjemput kesunyian
Syair malam singgah di plataran

Pujangga murung berkerudung mendung
Runtuhan duka tak pugar segera

Kemudian hati tak larat menjawab
Tersesat jiwa selarut gelap bhatari durga

Palembang
300316

Kini Ku Mengerti
Husain Ismail

Sedetik saja jika mungkin.
Bukalah telinga mu,.
Karena aku yakin kau belum tuli akan suaraku.
Aku mohon dengarkanlah kekasih.

Lepaskanlah sepatah kata yang mungkin masih tersisa.
Ku akui aku masih rindu suaramu.
Jangan diam bicaralah.
Sungguh ku tahu engkau tak bisu.

Tidakkah kau ingin tahu keadaanku.
Sebentar ku minta lihat diri ku.
Dahulu aku pernah kau tempatkan di indahnya dua matamu.
Bukankah kau tak buta semua itu.

Hingga detik ini perasaan ku tak beda pada dirimu.
Bahkan mungkin ku bawa sampai ku mati.
Apakah harus diriku simpuh ucapkan sumpah.
Dan berikan nafasku,pada rasamu yang mungkin mati.

Entahlah kini tak ku mengerti sikapmu itu.
Mungkin ini jalan terbaik tuk cinta kita.
Tak perlu ada lagi pengertian.
Karena kita sudah tak saling mengerti.

Wlingi,Malang,131116, Husain Ismail.

Karya Mu (Tuhan)
HUSAIN ISMAIL

Nyanyi camar ramaikan deburan ombak.
Buih putih menyapa pasir membelai karang.
Nyiur melambai kepada angin.

Bias biru cahaya langit.
Menemani lumba lumba yang riang berenang.
Cangkang kerang yang bertebaran.
Kilau berlian yang tercampakkan.

Hangat mentari meresap jalari nadi.
Pesona termegah karya termewah.
Manjakan mata membuai rasa.

Parang Tritis,131116,HUSAIN ISMAIL. Jogjakarta.
——————–

Demikianlah puisi di puncak pelataran duka. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.