Puisi Persahabatan Sejati, Yang Saling Menguatkan Satu Sama Lain..!!

Nah sobat siapa di anatara kalian yang tidak punya sahabat, saya yakin kalian semua pasti punya sahabat. Jika kalian gak punya sahabat gak ngikutin rasul berarti, karena rasul aja punya sahabat masak kalian tidak punya sahabat. sobat sahabat itu sangatlah menguntungkan karena selain kita dapat menyambung tali silahturahmi namun kita juga bisa mencurahkan semua isi hati yang mungkin selama ini masih mengganjal pikiran anda. 

Sobat pada kesempatan kali ini saya akan coba share sebuah puisi yang bertemakan puisi sahabat, semoga dengan puisi persahabatan yang saya sampaikan pada kali ini bisa menjadikan hubungan persahabatan sobat semakin erat. oke langsung saja sobat berikut adalah sebuah puisi persahabatan yang sudah saya janjikan akan saya share. 

JARI KELINGKING BERKATA

Di bawah naungan tongkat bersayap aku tersenyum

Pidato singkat di bilangan angka 5 berhias abu, Tersimpan dibalik senyuman si kembar

Trotoar bercerita tanpa henti saat waktu begitu jahat menyembunyikan semua

Untaian rasa syukur bilangan angka 5 berhias abu begitu bahagia.

Di bawah naungan tongkat bersayap aku tersenyum

Tulisan pohon hijau berbicara pada kau, Tak henti berdiam diri di keramaian orang 

Cucuran tawa terdengar dibilangan angka 2 berhias abu.

Waktu begitu jahat, berlari begitu cepat. Tak tau MALU!

Di bawah naungan tongkat bersayap aku tersenyum

Bus berjalan membawa waktu yang tersimpan manis.

Memori angka 3 berhias abu berjalan dengan segenap kerinduan.

Jelaga sengaja terbentang!

Di bawah naungan tongkat bersayap aku tersenyum.

Putaran lika-liku genggaman tangan selalu melawan arus kehidupan.

Tersimpan dibalik teriakkan si kembar, Menaiki wahana arus yang begitu jahat.

Di bawah naungan tongkat bersayap aku tersenyum.

Deret angka terhapus berhias hitam, jari kelingking tak berucap.

Tak henti gentar pada penyerahan rasa, Memperbaiki tapi selalu saja berulang.

Mereka lebih tau waktumu.

Dibawah naungan tongkat bersayap aku tersenyum.

Si kembar berada di ujung yang berbeda.

Ujung satu berhias abu tau melangkah mundur, Cemburu menguras semua deret angka

Ujung satu berhias abu, Menunduk diam. Menyapa! Namun selalu berbeda.

Di bawah naungan tongkat bersayap aku tersenyum.

Syair hidup kejam, Laju vektor tak beralas perpindahan ku mohon.

Rindu terpendam, jari kelingking berbicara di angka 22 penuh dengan butiran putih kerinduan

Abjad O awal dan satu langkah terakhir, tersimpan dibalik jeritan si kembar.

Di bawah naungan tongkat bersayap.

Bermelodi tanpa henti, menahan gelombang dan rambatan mengusik qolbu.

Memori tak akan pernah berhias abu, Berhias saat jari kelingking berbicara.

Hei sahabat..

Puisi by : Ida Mulyani

Oke Sekian dari saya sobat semoga puisi di atas bisa sobat jadikan sebuah referensi dan motivasi untuk sobat. nah bagi yang suka dengan puisi di atas maka buat sobat silahkan share puisi ini dimana saja. asalkan nama pengarang tetap ada di bawah puisi itu. ingat sobat puisi itu sebuah karya jadi ketika anda mencuri karya orang lain maka anda sudah melanggar karena di bilang mencuri karya orang lain. oke sekian puisi persahbatan kali ini sobat saya akhiri wasalam