Puisi pusaran masa silam | Puisi Dan Kata Bijak

Puisi dan kata bijak, puisi pusaran masa silam. Menurut kamus bahasa indonesia, masa adalah waktu dan silam adalah sudah lampau atau masa lalu. berati masa silam adalah waktu yang sudah lama berlalu, atau masa yang telah kita lewati.

Masa silam adalah ruang dalam sejarah yang sudah sangat lama berlalu, kenapa di katakan ruang dalam sejarah, secara logika ruang artinya tempat dan sejarah adalah kisah atau cerita, jadi tempat terjadi sebuah cerita atu peristiwa yang sudah lama berlalu.

Pusaran masa silam , judul ini hayang gabungan dari kosakata puisi di kesempatan ini, adapun masing masing judulnya antara lain.

  1. Pusi perempuan masa silam
  2. Puisi pusaran hari
  3. Puisi pulang kandang
  4. Puisi mengerami silam

Ketiga puisi ini aneka puisi atau tema campuran, Salah satu penggalan baitnya. “wahai perempuan masa silam Diantara lukisan cinta yang terpajang pada dinding hati membayang dalam pusaran hari Aku harus rela melepaskanmu Sebelum bahtera itu menghanyutkanmu dari pandangan”. selengkapnya dari bait ini, disimak saja puisinya berikut ini.

PEREMPUAN MASA SILAM
Must Thegoeh Therealkidrock

Aku sempatkan memuji engkau perempuan dari masa lalu
Seperti senja meninggalkan rona jingga pada langit
Sisa jejak hati dari luas hamparan kasih
Mengiring kenangan akan hasrat tak berpihak

Aku sempatkan mengetuk jiwa wahai perempuan masa silam
Diantara lukisan cinta yang terpajang pada dinding hati
Seperti warna melebur mencari keindahan yang terlewat
Engkau maha karya terpandang setengah indra oleh pikir

Ada yang salah mengayuh perahu dihantam ombak
Tak setegar itu angan melawan samudra
Selemah tangan memegang janji yang terlepas
Dan aku masih tak cukup paham….
Sebelum bahtera itu menghanyutkanmu dari pandangan

Palembang 101116

PUSARAN HARI
Husain Ismail

Bagaimanapun,..
Aku harus rela melepaskanmu malam.
Walaupun di heningmu ada kehangatan yang membara.
Sadarku bicara tentang fajar yang merah.

Di sana ada api yang menyala nyala.
Sulut semangat nan bergelora.

Terima kasih untuk damai yang kau sematkan.
Kau buaikan daku dengan temaram sinar rembulan.
Hingga mimpiku singgah di langit ke tujuh.

Mungkinkah pagi yang jelang se elok malam.
Apapun bentukmu fajar,harus aku kejar.
Hingga tiba nafas ku kepada terik.

Sandarkan sukma di tepian senja.
Berlari,..
Berlari ku terus berlari.
Hingga kembali dapati malam.

Berlari,…
Berputar kitari waktu.
Atau mungkin berhenti.
Membisu bersama waktu.

SAMPANG,121116,Husain Ismail

Pulang Kandang
Husain Ismail

Iringi deras hujan yang tumpah.
Iringi riuh nyanyian halilintar.
Aku datangi senja dengan lelahku.
Kumasuki senja dengan jenuhku.

Setelah usai jalani pagi yang bising.
Berkelana menerjang siang.
Menyisakan sederet luka menganga.
Otakku pun masih melepuh terbakar terik.

Setengah terkapar kubersandar di tepi malam.
Berkeluh kesah dengan resahku.
Bertanya tanya dikepalaku.
Mampukah ku isi malam dengan sekeping damai.

Bunyi petir kian lantang.
Derai hujan semakin deras.
Wajah senja bertambah muram.
Dan aku bertambah letih,lukaku pun semakin perih.

Jakarta,121116,Husain Ismail.

MENGERAMI SILAM
oleh: boiem

berlalu membisu congkaknya sang waktu..
Tinggalkan tapak-tapak silam membatu..
Berlari menjemput mati..
Cecerkan cerita yang tak akan pernah kembali..

Terlena gemerlap imaji..
Sandingkan diri dengan sepi..
Tertegun menapaki..
Usam berulang sesaki memori..

Tak hanya lalu,
nanti pun menunggu,
kenapa terus diam membisu.?
Bila di depanmu harap menggebu setia merengkuhmu
——-

Demikianlah puisi  pusaran masa silam. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.