Puisi rindu romantis untuk kekasih
Puisi rindu romantis untuk kekasih. Tumbuhnya perasaan rindu yang romantis pada kekasih adalah hal wajar dalam perjalanan cinta sebab dengan adanya perasaan ini kemesaraan dalam hubungan cinta dapat selalu terpelihara walau pun sedang terpisah dengan jarak yang jauh, akan tetapi dengan adanya rindu romantis bunga bunga mesaranya cinta akan selalu tumbuh menghiasi perjalan cinta yang berbuah kebahagian cinta untuk kekasih.
Sebagaiman diketahui rindu adalah perasaan yang sangat ingin dan berharap bertemu dengan kekasih, yang biasa terjadi karena adanya kerinduan yang mendalam pada seorang yang dicintai, yang tentunya ingin bertemu untuk utuk melepaskan keluh kesah cinta yang dirasakan atau mengungkapkan hati yang lewat ungkapn kata kata cinta yang disampaikan untuk kekasih.
Namun dalam kehidupan sehari hari kata rindu terkadang tak selalu hadir karena hubungan kekasih terkadang rindu romantis juga kadang di rasakan yang di tujukan pada orang orang terdekat kita seperti rindu pada Ibu, rindu kepada ayah, rindu pada sahabat dan lain sebagainya. itulah faktanya tentang kata rindu yang pengertian mencakup hal yang luas.
Berkaitan dengan kata tentang rindu puisi rindu romantis untuk kekasih adalah tema dari sepuluh puisi rindu yang mengisyaratkan keinginan untuk bertemu. dengan orang yang berarti dalam kehidupan sehingga perasaan merindu itu selalu tumbuh, menjadi kerinduan yang mendalam buat kekasih
Sepuluh Puisi rindu romantis untuk kekasih
Puisi rindu romantis untuk kekasih, biasanya puisi seperti ini cocok di ungkapkan kepada orang yang di cintai, dan kesepuluh puisi tentang rindu ini karya dari seorang bernama Hartini Dewi Putri. berikut ini masing masing judul puisi rindu tersebut.
- Puisi gelisah
- Sajak rindu
- Puisi masih tersemat di hatiku
- Puisi ruang rindu
- Puisi titik noda
- Puisi tentangmu
- Puisi gairah sesaat
- Puisi ketika cinta berbicara
- Puisi menuai sepi
- Puisi rindu
Bagaimana pesan kangen atau kata kata kerinduan yang ada pada kesepuluh puisi tentang rindu tersebut untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja berikut ini, diawali dari puisi gelisah.
GELISAH
Oleh: Hartini Dewi Putri
Gunjingan rindu datang mengelitik
Melarung asmara tak jua menitik
Bawa angan mengitari luasnya asa
Harap ada secercah purnama
Engkaulah itu sang pelipur lara
Enyahkan sepi dengan cinta
Menabur bahagia penuh pesona
Tunaskan ceria dalam sukma
Namun, kini semua tlah berlalu
Terperangkap di lembah ambigu
Semua membuatku terbelenggu
Akan janji manismu yang semu
Diri tertuduk diam … pasrah
Bara emosi tak lagi memerah
Keyakinan goyah tak tentu arah
Jiwa berkecamuk di ujung gelisah
SAJAk RINDU
Oleh: Hartini Dewi Putri
Kurangkai bait demi bait
Kupuisikan kata demi kata
Kisah yang menuai sakit
Wartakan cerita penuh dilema
Sudah lima purnama berlalu
Namun … bagai terasa masih baru
Lima musim sudah kumenyulam rindu
Ditemani dentingan dawai sendu
Sunyi kini menggerogoti jiwa
Sepi pun menjadi teman abadi
Bening telaga tak lagi bisa membasuh luka
Kerikil tajam menoreh palung hati
Harapku tidak akan pernan pupus
Selagi aku masih bisa bernapas
Bahagia yang sempat terhempas
Tidak akan bisah mengubah hitam darah, menjadi kelabu
MASIH TERSEMAT DI HATIKU
Oleh: Hartini Dewi Putri
Lagi-lagi tentangmu. Cerita usang yang enggan kubuang. Akan selalu tersemat di palung jiwa yang renta. Dirimu bagai candu, hingga begitu sulit bisa terlepas. Sudah berusaha untuk menjauh. tapi semua hanya sia-sia. Jelmaan bayangmu selalu datang berkunjung. Bisikan mesramu menyelimuti setiap lamunan malam-malam panjang. Dan, aku pun makin terpuruk dam keriduan tiada bertepi.
Rohmu membayangi setiap tatihan langkah. Oh, tuan! “Tahukah engkau, betapa aku merindu?” entahlah …
Namun aku yakin, rindu itu ada. Gegap langkah menuju puncak. Mencoba untuk merajut asa.Namun semua tidaklah mungkin. Aku hanya bisa mencintai, tapi tidak boleh berharap.
RUANG RINDU
Oleh: Hartini Dewi Putri
Di sini aku gelisah
Khayal berputar tanpa arah
Dia nun jauh di sana
Bakar gelora kian membara
Bias mentari di celah jendela
Semilir pagi wartakan kabar
Tuan … aku merasa tersiksa
Rindu ini semakin memblukar
Begitu jauh jarak yang ada
Terhalang selat dan samudra
Akankah kita bisa bersua
Memenuhi harap yang mendera
Asmara
Melejit mengudara
Mengalir seperti adanya
Asa melayang menuju nirwana
TITIK NODA
Oleh: Hartini Dewi Putri
Bercak-bercak hitam masalalu
Kembali datang menghampiri
Dia yang dulu selalu kurindu
Mengapa bertamu seperti mimpi
Tanpa terasa bulir netra pun menitik
Nadi berpacu dengan degup
Napas memburu bagai tercekik
Rekah kelopak mulai mengatup
Kenangan menggeliat nista
Gelora amarah membara
Kebencian menguak luka
Cuplikan kisah, menari di pelupuk mata
Malu bercampur lara
Terpuruk memendam nestapa
Titik-titik noda berbayang
Menguak cerita, nan enggan di kenang
TENTANGMU
Oleh: Hartini Dewi Putri
Adalah aku. Yang masih terpaku di sudut sunyi. Menelisik hati yang kadang mulai meragu. Kecamuk tanya tak bisa aku endapkan di dasar jiwa yang kian merapuh. Semua masih berkisar tentangmu. Rasamu, buaian asmaramu juga kasih yang engkau berikan. Masih melekat erat sebagai noktah tak tertulis.
Adalah engkau, serupa elang perkasa. Engkau terbang bebas kemana suka. Mencintai kebebasanmu. Serupa melintasi indahnya alam jagat raya. Berputar, melayang menuju angkasa biru. Tuan! ” singgahlah di gubukku walau hanya sejanak.” Agar dahaga rindu ini tersirami. Kepergianmu mendatangkan kemarau. Semoga kedatanganmu pun bakal membawa hujan.
GAIRAH SESAAT
Oleh: Hartini Dewi Putri
Gelora yang dulu membara
Hilang bagai angin lalu
Kisah tinggal cerita
Sunyi terpasung rindu
Hastrat melemah tiada berdaya
Terkapar di pembaringan sepi
Terkulai, layu bak kehabisan tenaga
Melarung duka di kisi-kisi hati
Cinta menggebu
Terbakar mengabu
Sisa-sisa asmara
Potret usang membasuh luka
Panjang pendeknya cerita
Sisakan rasa penuh warna
Ikhlaslah dalam menerima
Sedih pun akan berakhir bahagia
KETIKA CINTA BERBICARA
Oleh: Hartini Dewi Putri
Bila cinta datang menjelma
Tiada yang bisa menghalangi
Mengalir tanpa bisa dipahami
Menusuk jantung, menyelimuti jiwa
Jarak dan waktu ujian
Harap bisa bertahan
Demi satu hubungan
Ikhlas, rela bekorban
Ketika rasa berbicara
Suara bayu terdengar indah
Diam dalam memuja asa
Hilangkan gelisah dan resah
Berjalan seperti adanya
Tengadah pinta kepada-Nya
Walau rindu memagut sendu
Percayalah, jangan meragu
MENUAI SEPI
Oleh: Hartini Dewi Putri
Senja berselimut mendung. Awan hitam merenungi angkasa, langit pun menjelaga. Sedekap gigil melarung jiwa yang merindukan hangatnya sentuhan. Tiadanya diri, hilang tanpa pesan menyisakan semburat pekat dalam lamat netra ini. Imaji kalut, berkecamuk dalam pikiran. Sisakan sejuta tanya tanpa jawab. Resah … gejolak jiwa menuai gelisah. Hentakan nadi pada pergumulan degup yang rancu. Goyahkan pondasi, hingga desau melirih, limbung dan tak tentu arah. Luluh lantakkan puing-puing bahagia, menjadikannya reruntuhan sepi.
Perlahan kuncup-kuncup rindu terkulai lemah, bak bunga di padang gersang; rindukan embun pagi. Telaga hatiku mengering seiring cinta kasihmu memudar di rimba ketandatanyaan. Aliran rindu pun tersendat terik hingga menguap lalu musnah, melebur di belantara ingat. Oh, andai tak ada hulu dan hilir, tentu perasaan ini mengalami mengalir. Namun aku mengapa tak bisa merasakan lautan asmara, di saat kasihku mulai menganak sungai mencari sayangmu untuk bermuara.
RINDU
Oleh: Hartini Dewi Putri
Siang yang terik
Desau semilir sepoi
Banjir keringat
Resah dan gelisah
Rindu tegur sapamu
Tiada warta
Indah terlihat
Samar bayang; menjelma
Terpasung rindu
Bersama hilang kabar
Gejolak jiwa datang
———-
Demikianlah puisi rindu romantis untuk kekasih. Simak/baca juga puisi rindu atau puisi romantis yang lain di blog ini, semoga kesepuluh puisi tentang rindu diatas dapat menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.