Puisi sabda alam |

. Puisi sabda alam. Alam adalah lingkungan yang tanpa adanya kegiatan manusia. alam raya mencakup segala materi hidup dan materi tidak hidup yang berada secara alami di bumi ini, tempat kita menetap sekarang ini.

Sabda alam satu dari tiga puisi tentang alam dikesempatan kali ini, adapun masing masing, judul ketiga puisinya antara lain.

  1. Puisi semusim alasan akan kembali
  2. Puisi sabda alam

Salah satu penggalan bait dari kedua puisi tersebut. “Bulan bersaksi Tidak ada matahari ketika gelap menyelimuti Fajar berjanji, tak ada kendala purnama menyita,  matahari dan bulan bercengkerama”. Selengkapnya dari bait ini, disimak saja puisinya berikut ini.

SEMUSIM ALASAN AKAN KEMBALI

Masih..
Bunga-bunga gugur di musim dingin
Tidak seperti semi yang memekarkannya mewangi
Dalam almanak pergantian bulan ke tahun
Masih..
Hangat musim panas itu mematri di pelataran taman hati
Wajah merah kepemilikanmu
Masih kumiliki
Bagaikan kuntum mawar yang sedang bersemi
Merekahkan rona keindahan dalam hari
Kembalilah jangan pergi
Biarlah hanya kuntum-kuntum itu yang meranggas
Kembalilah jangan pergi
Biarlah musim dingin ini melewati
Kelak panas akan menghangati
Aku takut melupakanmu
Hanya karena engkau menghilang
Kembalilah
Mekarkan kembali kuncup-kuncup baru
Jangan biarkan terus melayu
Musim-musim akan berganti mengantri

Hony
Juni, 12-16

SABDA ALAM

Waktu berpencar
Saling mencari belahan-belahan masanya
Dimana langit dan bumi saling mencocok tanamkan cuaca
Laut berombak
Gurun berpasir
Dimana ada lautan
Disitu ada pesisir
Dimana ada sahara
Disitu ada oase
Saling memiliki
Saling menyerasikan
Kepantasan du ni a
Bulan bersaksi
Tidak ada matahari ketika gelap menyelimuti
Fajar berjanji, tak ada kendala purnama menyita bersit sang surya
Di sini matahari dan bulan bercengkerama
Disuatu hari esok sejajar akan bersama
Disitulah samudera awal mula bermurka
Ketahuilah bumi
Langit bersabda
Waspadalah dalam beberapa masa
Mungkin ketika tanah melemah
Lautan berangsur datang menjamah

Hony
Juni, 12-16

RINDANG ALAM

Helai demi helai
Daun-daun berguguran
Di hempas angin musim kemarau
Yang datang menebas kering ranting-ranting
Dan dahan-dahan yang rapuh

Bertebaran di atas lantai pijakan bumi
Mengaduh-menangis terinjak-injak
Kasut-kasut yang hilir mudik silih datang dan pergi berganti
Hari kemudian kembali

Hujan tak pernah datang
Lamanya waktu mengisi lembab kering yang panas
Menguliti baju-baju pepohonan yang meranggas
Di pelataran rimba hutan tropis yang terkikis

Angin, yang hanya menyela dingin
Sekejap membujuk keringat untuk berteduh
Di antara pori-pori yang menganga
Penuh rindu tetesan riang gerimis

Hujan kembalilah padaku
Ketika daun-daun bersemi hijau
Ketika kanal-kanal mengalir air
Di sana teduh hidup yang kuinginkan
Di musim yang tak kering oleh vital kehidupan

Hony. S
Agustus 11-2017

Demikianlah puisi sabda alam. Baca juga karya -karya Hony yang lain yang ada di blog ini Semoga puisinya menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik… Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.