Puisi tentang hati nurani |

. puisi tentang hati nurani. Pengertian hati Nurani adalah norma perbuatan terkait dengan rasa kebersalahan dan merupakan inti dari hati kita. Hati nurani dapat bertindak sebagai pemandu dalam pengambilan suatu keputusan dari segi moral. Menggunakan hati nurani adalah hak masing-masing dari setiap inpidu.(wikipedia). Begitulah tentang hati nurani, atau nurani kehidupan.

Menurut kamus bahasa Indonesia hati nurani artinya perasaan hati yang murni yang dan sedalam- dalamnya atau sura hati dari lubuk hati yang paling dalam. hati nurani sangt erat kaitannya dengan kesadaran manusia, karena dengan hati nurani, manusia dapat membenadakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Tentang hati nurani, sebagimana di ketahui hati nurani terkadang juga dikatakan, hati nurani adalah suara Tuhan, di bawah ini ada lima judul  semua karya dari bapak Ms Sang Muham, judulnya antara lain

  • Puisi Suara nurani
  • Puisi Ladang Nurani
  • Puisi Tirani nurani
  • Puisi Bahtera nurani
  • Puisi Silaturahmi hati nurani

Salah satu penggalan bait dari lima puisi nurani tersebut. “Aku hanya manusia biasa merintih saat di tikam perih tertawa ceria hati berbunga-bunga kala bahagia, Duh Gusti Pangeran pemegang segala kunci kuatkan hamba mampukan kujalani ujian hidup tirakat manusiawi”. Selengkapnya dari bait ini, disimak saja puisinya berikut ini.

SUARA NURANI
Karya bersama MS Sang Muham dan Junita Binsi Kembaren

Sekuat bisa ku selami tiap nuansa
menafsir tersurat pun tersirat
jujur tak bisa ku jejak hatimu

lelah payah aku goyah
sesaat hangat tiba-tiba tak perduli pada rasa
aku terasing di belenggu kecewa

buru-buru kusembunyikan luka hati
meski kerap embun membeku di netra sesakkan dada

aku hanya manusia biasa
merintih saat di tikam perih
tertawa ceria hati berbunga-bunga kala bahagia

aku berharap arti nyata kebersamaan itu
jawab atas rindu yang berkarat

#Billymoonpancurbatu, Jumatpahing-malam, Nov 18/2016 = 23:03 wib

LADANG NURANI
Karya MS Sang Muham

Semakin kukejar semakin jauh ia berlari
tapi tak lekang dari sisi
terus saja tikamkan nyeri
akhirnya mati hati
kenapa begini

dalil kesabaran khatam di diri
petatah petitih tak mempan lagi
tandus ladang nurani

Duh Gusti Pangeran pemegang segala kunci
kuatkan hamba mampukan kujalani
ujian hidup tirakat manusiawi
menabung bekal perjalanan hakiki
seturut kodrat insani

#Billymoonistanaku, Sabtupon-pagi, Nov 19/2016 = 10:30 wib

TIRAI NURANI
Karya MS Sang Muham

Berkali-kali kau panggil nurani
tersanjung rasa di hitung ada
sayangnya aku datang kau telah hilang

di halte mana mesti kutunggu
hadirkan warna apa adanya
aku janji akan tetap berdiri di posisi tirai hati

tak apalah jika tak berkenan bersitatap rasa
kuterima serupa suratan
jalan kita memang berbeda
asal jangan kau tebar potret jelaga
nostalgia biru di terotoar kotamu

#Billytmoonistanaku, Mingguwage-sore, Nov 20/2016 = 15:45 wib

BAHTERA NURANI
Karya MS Sang Muham

Aku pamit
menjemput syurga
tabungan di keabadian

ikutlah denganku menganyam niat
meraut taubat
hari mulai senja

Waspada belenggu dunia
transit semata
maha panggung sandiwara
kesia-siaan di ujung segala niscaya
insan hakiki mengerti harum sejati

Perahu ini bahtera nurani
cuma sekali henti di tujuan pasti

#Billymoonistanaku, Mingguwage-malam, Nov 20/2016 = 24:00 wib

SILATURAHMI HATI NURANI
Karya MS Sang Muham

( Catatan buat sahabat hati EG di Batavia )

Kusunting pagi dengan senyuman
berdialog dengan pemegang catatan
mengibarkan rindu tersekat

Sejahteralah jalanmu sahabat hati
menapaki rantau terbilang
kisah hidup dan kehidupan

Semoga waktu masih menyisakan ruang
menghitung silam di masa kini
sambil bertukar suku kata
kita siapkan beranda hati nurani bersilaturahmi
menyiasati sisa hidup

#Billymoonistanaku, Selasakliwon-pagi, Des 06/2016 = 07:37 wib
————-

Demikianlah puisi tentang hati nurani. Simak/baca juga puisi puisi yang lain Karya MS Sang Muham di blog ini. Semoga puisinya di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.