Puisi Tuhan menitip salam |

Puisi Tuhan menitip salam. Kata Tuhan merujuk kepada suatu dzat yang abadi serta yang supranatural, biasanya dikatakan mengawasi serta memerintah manusia dan alam semesta atau jagat raya. keberadaanNya membuat alam semesta ada, sumber segala yang ada, kebajikan yang terbaik dan tertinggi dalam semua makhluk hidup, apapun tak bisa dimengerti atau dijelaskan.

Jadi pengertian Tuhan adalah sesuatu yang diyakini, dipuja, serta yang disembah oleh manusia yang dianggap sebagai yang mahakuasa dan mahaperkasa. Tuhan dalam islam adalah Allah sebagai zat maha yang tinggi nyata dan Esa, Pencipta langit dan bumi Dia yang maha pengasih maha penyayang maha kuasa, yang Abadi, penentu takdir, dan hakim bagi semesta alam.

Berkaitan dengan kata tentang Tuhan di bawah ini dua puisi Tuhan meniti salam dari tiga puisi dikesempatan ini, karya dari Iffa Aini Hamd, adapun masing masing judul puisinya antara lain.

  1. Puisi Tuhan menitip salam
  2. Puisi musfir
  3. Puisi Tuhan menitip salam II

Bagaimana cerita dan makna di balik rangkaia nbait bait ketiga puisi dari sahabat kita dari negeri seberang (malaysia) untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja puisi Tuhan menitip salam berikut ini.

TUHAN MENITIP SALAM
IFFA AINI HAMD

(Berolak siang..)

Tuhan menitip salam
lewat kalam terlukis di dada alam
berarak awan membingkai indah hari
dari layut pucuk tertinggi
hingga yang melata di bumi
sejahteralah buat jiwa-jiwa yang bangkit
menyambut terbit matahari di kaki langit
hangat yang cukup menyentuh setiap isi
tampak mahupun yang sembunyi

hati yang menguncup,mekarlah
biar kobar harapan menuam dingin
semalaman tak lena tercekang mata
dipagut bisa derita yang memijar
sertakan hati saat berkepak burung-burung
bersama melentur bayu menatang doa-doa
menyusupi lapis langit memetik cahaya
menunggu terjawab segala tanya

sehingga merunduk sayap malaikat menghantar makbul
selama masih tali iman membuhul
sedetik sebelum hati benar-benar mengalah
berserai mengisi tangan-tangan yang menadah
milik jiwa yang tak berhenti berharap
lalu berdetap ruas sendi memulai derap

berjalan menunduk menjunjung tawadhuk
usah mendongak menjulang riak
kelak silau angkuh membutakanmu
awal musibat menuju sesat
tersungkur mencium azab yang berat
sebelum tajam lidah menghunus jiwa
kenali seteru dalam diri sendiri
sebelum mencemuh bias di cermin muka
menidakkan cela yang ada dalam hati

jangan ikut resmi merak mengirai puja
tetap ia burung tak mampu terbang
bermegah atas apa yang kurang
meleret atas pipih batu berlenggang
saling berbanding hebat dengan enggang
pipit jua yang merentas seluas saujana
tak punya masa senggang
memaknai apa yang diperjuang
sebermula berolak siang
hingga terurai tabir senja
berbagi Rahmat sementara malam menutupkan jendela

12.7.2017
Sagil

MUSAFIR
IFFA AINI HAMD

menyangka benar walau bersalah
berulang sakit ini dirasa
memedih memekat dalam darah
perih menjadi orang berdosa

mekar dunia kini menguncup
semua pintu seakan tertutup
kehidupan serasa tak berdegup
selingkar udara tak terhirup

berpetualang mencari sejati
membawa diri yang hampir mati
sehingga mampu bernafas kembali
menghayati hidup yang berbaki

melurut kusut di hujung sesal
saat telapak kian kental
melarung kiffarah menghapus bebal
sebelum hidup bertemu ajal

selama sungai masih mengalir
selama matahari tetap hadir
janji Tuhan tak pernah mungkir
seluas Rahmat buat musafir

21.7.2017
Sagil

TUHAN MENITIP SALAM (2)
IFFA AINI HAMD

(Berolak malam..)

Tuhan menitip salam
lewat kalam terlakar di dada alam
mengusap kuyu pelupuk mata berbalam hampa
temaram memikul beban sejuta rintih
ada warna paling indah memeluk rasa
saat tenggelam hari dipaut remang senja
demikian terpaku menatap merah melayur jingga penuh pesona
jua tatkala kelam menyeduh cerah di ufuk barat

bintang terlihat gemerlap kristal di laut syahdu
teralun menghampar mimpi-mimpi
bakal menyelimutkan lena insani
membiar gundah terkapai-kapai
pulanglah jiwa yang gontai
telah lelah kau berjuang
usai sudah tualang
usah lagi walang
malam menjemputmu ke muka pintu

hadapkan diri ke kiblat
kembalikan fitrah roh bermunajat
mencantum apa yang meretak
kaup semula asa yang berselerak
dengarkan ratip roh saat dunia terdiam
agar kecamuk dapat diredam
tawar sabar jadi manis dikemam
degup jantung melaju kembali tenang
rengsa rasa kembali nyaman

takkan pernah Tuhan membiarkan
dunia gelap hilang pedoman
hayatilah betapa ramah rembulan
tetap menyinar dari sela-sela awan
walau adakala dikerudung mendung
tetap mengintai menyapa rawan
terasa kuyup pipimu oleh airmata
sebak sayu bercerita kepadaNya
Maha Lembut,Maha Mendengar
pilu yang memalu dadamu
sehingga subuh mengetuk pintu
hadir pagi membukakan jendela
lalu mengucup dahimu penuh cinta..

3.8.2017
Sagil
———-
Demikianlah puisi Tuhan menitip salam. Simak/baca juga puisi yang lain di blog ini, semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.